JURNALSECURITY.com| Bali–Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939 yang jatuh tanggal 28 Maret besok, Kapolda Bali Irjen Petrus R. Golose mengeluarkan maklumat kepada masyarakat Bali untuk menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif di wilayahnya masing-masing.
Demikian disampaikan Kapolda Bali dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakapolda Bali Brigjen I Gede Alit Widana saat apel gelar pasukan pengamanan Nyepi di Lapangan Puputan Margarana Renon, Rabu (22/3). Kapolda mengeluarkan maklumat berisi imbauan untuk mengendalikan diri terutama saat Pengerupukan yang diwarnai pengarakan ogoh-ogoh agar tidak terjadi bentrokan antar warga maupun antar umat beragama.
Imbauan lainnya, agar masyarakat tidak mengkomsumsi minuman keras. “Saya juga mengimbau masyarakat tidak menyalakan mercon atau bahan peledak demi terwujudnya pelaksanaan hari raya Nyepi shanti dan Jagadhita,” jelasnya.
Irjen Petrus mengajak umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian atau empat pantangan yang dilaksanakan saat Nyepi, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang). “Mari bersama-sama menjaga kerukunan, keharmonisan dan mulat sarira,” ujarnya dikutip fajarbali.co.id.
Seusai membacakan sambutan, Brigjen Alit Widana kepada wartawan mengatakan, kepolisian bersama instansi terkait melakukan pengamanan dan difokuskan saat pawai ogoh-ogoh. “Ada beberapa hal yang menjadi atensi, yaitu kemacetan saat pengarakan ogoh-ogoh, kemudian mengantisipasi munculnya ketersinggungan antar pengusung ogoh-ogoh yang bisa memicu kesalahpahaman hingga berujung bentrok. Selain itu, kami juga mengantisipasi adanya copet maupun pencurian,” tegas mantan Kapolresta Denpasar ini.
Sementara Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta yang hadir dalam apel pengamanan tersebut juga menekankan terkait pengarakan ogoh-ogoh. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak menenggak minuman keras karena dikhawatirkan bisa menimbulkan gejolak, baik di lingkungan maupun dalam lingkup lebih luas.
“Jangan kita menggelar upacara untuk buta kala justru kita membuat buta kala dalam diri sendiri. Mari bersama-sama memaknai perayaan Nyepi dengan penuh kedamaian dan kesucian. Semua lapisan masyarakat harus berperan dimulai dari hati nurani sehingga perayaan Nyepi bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya. [FR]