JURNALSECURITY| Bandung–Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung, Sabtu malam (9/2,) membuat sebuah tembok penahan tebing aliran sungai jebol dan mengakibatkan banjir bandang di Komplek Jati Endah Regency, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Wahydin (44) satpam kompleks Jati Endah Regency, dengan segenap kemampuannya meminimalisir terjadinya korban banjir jika sewaktu-waktu tanggul jebol.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Wahyudin melihat tembok penahan tebing di bagian atas kompleks bocor.
“Awalnya saya lihat tanggul bocor ke jalan seperti air terjun, masih kecil,” tutur Wahyudin, dilansir Gatra.com, Minggu (10/2).
Melihat kejadian tersebut, Wahyudin segera memperingatkan warga untuk berhati-hati. Selang lima menit, tanggul ternyata benar-benar jebol dan menyebabkan banjir bandang.
Wahyudin yang melihat air datang dengan deras langsung berteriak membangunkan warga. Sebagian warga berhasil menyelamatkan diri.
“Airnya langsung besar. Ketinggiannya ada mungkin satu meter mah,” ujarnya.
Pada saat berada di depan rumah Julianto, Wahyudin melihat seorang anak di halaman rumah, dia adalah Kiki, anak dari Julianto. Melihat itu, Wahyudin langsung meraih Kiki dan mengantarkan ke seberang.
Di dalam rumah tersebut ada Firdasari -istri Julianto- bersama anaknya yang baru berusia 17 bulan bernama Rauvan yang sedang tertidur. Wahyudin kemudian berteriak dan mencoba membangunkannya.
“Saya teriak-teriak, tapi tidak bangun. Rumahnya langsung ambruk,” ungkapnya.
Melihat itu, Wahyudin kemudian berupaya mendatangi rumah milik Ajay yang berada di pinggir rumah Julianto. Dia berupaya membuka pintu rumah tersebut.
“Tapi yang punya rumah menahan pintu dari dalam, kami malah saling dorong, akhirnya pintu itu jebol oleh air,” ujarnya.
Pada saat air menjebol pintu rumah Ajay, Wahyudin sempat terbawa, namun dia berhasil mendapat pegangan.
“Saya lihat anaknya Ajay, Nuraini. Dia terseret dan saya hanya berhasil meraih bajunya, tapi terlepas lagi,” imbuhnya.
Firdasari dan Raufan kemudian ditemukan meninggal dunia di reruntuhan rumah. Sementara Nuraini ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa tersangkut di aliran sungai.
“Yang saya sesalkan itu, tidak berhasil menyelamatkan Nuraini, padahal bajunya sudah ke pegang,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, banjir bandang tersebut selain mengakibatkan tiga orang meninggal dunia juga menyebabkan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Selin itu puluhan rumah dan mobil terendam oleh lumpur yang dibawa oleh banjir bandang tersebut. “Dua rumah rusak berat karena ambruk dan 10 rumah rusak ringan,” ujarnya. [fr]