Jurnalsecurity.com | Ketika awan mulai menebal dan gemerisik hujan pertama jatuh di halaman gedung, sebagian orang mungkin hanya memikirkan payung atau jas hujan. Namun bagi seorang Satpam, turunnya hujan menandai dimulainya rangkaian tugas yang jauh lebih besar. Musim hujan bukan sekadar perubahan cuaca—ia membawa tantangan baru: genangan yang tiba-tiba muncul, lantai licin, lampu yang berkedip, arus kendaraan yang padat, hingga potensi banjir yang bisa mengganggu aktivitas seluruh penghuni lingkungan kerja.
Di tengah semua itu, anggota Satpam adalah sosok yang selalu berdiri paling depan. Ia menjadi mata, telinga, dan tangan pertama yang merespons setiap kemungkinan, memastikan semua tetap berjalan aman meski langit sedang tidak bersahabat.
Mengawali Tugas dengan Patroli Cuaca
Setiap kali hujan mulai turun, seorang Satpam tidak hanya berlindung atau menunggu instruksi. Ia langsung bergerak, menyusuri titik-titik rawan yang sudah dihafalnya—saluran air di dekat gerbang depan, parkiran basement yang kerap naik air, area belakang gedung yang sering muncul genangan mendadak.
Dengan senter di tangan dan HT yang selalu siap, ia memastikan tidak ada sampah yang menyumbat drainase, tidak ada pintu basement yang terbuka, dan tidak ada kendaraan yang terparkir di zona rawan banjir. Pengetahuannya tentang “peta risiko” lingkungan kerja membuatnya dapat bertindak lebih cepat daripada siapa pun.
Peralatan yang Menjadi Partner Setia
Musim hujan menuntut seorang Satpam untuk selalu siap dalam kondisi apa pun. Mantel hujan yang kokoh, sepatu anti-slip, senter tahan air, hingga payung besar untuk membantu tamu keluar-masuk gedung—semuanya menjadi bagian dari identitas profesional seorang Satpam.
Dalam derasnya hujan, ia mungkin berdiri di pos penjagaan dengan baju basah, tapi komitmennya tidak ikut luntur. Peralatan hanyalah alat bantu; ketangguhan mentalnya adalah kekuatan utama.
Mengatur Lalu Lintas di Tengah Hujan Lebat
Bayangkan sebuah kawasan kantor saat hujan deras: kendaraan datang bersamaan, jalanan licin, pandangan terganggu tetes air, dan para karyawan ingin cepat pulang. Dalam keruwetan itu, seorang Satpam berdiri di bawah hujan, mengatur kendaraan agar tidak terjadi kemacetan atau kecelakaan kecil yang bisa menambah masalah.
Ia meniup peluit, mengarahkan tangan, dan memastikan pengendara tetap tenang. Dalam banyak situasi, kehadiran Satpam inilah yang mencegah kekacauan kecil menjadi insiden besar.
Bereaksi Cepat Saat Bencana Mengintai
Tidak setiap hujan menjadi bencana. Namun ketika hujan berubah menjadi ancaman—air mulai naik, listrik padam, atau saluran air meluap—Satpam adalah orang yang pertama kali merespons.
Ia mengamankan area yang ber bahaya, menutup jalur yang tergenang, membantu evakuasi kendaraan, bahkan memandu karyawan menuju tempat aman. Koordinasi lewat HT, pengetahuan tentang prosedur darurat, dan ketenangan dalam bertindak adalah hal yang membuat banyak orang bisa melewati situasi sulit dengan selamat.
Bagi Satpam, keselamatan orang lain adalah prioritas yang tidak bisa ditawar.
Menjadi Pemberi Informasi dan Edukasi Spontan
Tanpa diminta, seorang Satpam kerap menjadi pemberi informasi kecil yang sangat berguna.
“Pak, jangan melewati sisi kiri, genangannya sudah tinggi.”
“Bu, hati-hati lantainya licin.”
“Motor jangan diparkir di dekat dinding, air sering naik dari arah situ.”
Kalimat-kalimat sederhana seperti itu sering kali mencegah kecelakaan yang tidak perlu. Satpam mengenali pola hujan, mengenali bagaimana air bergerak, dan memahami bagaimana lingkungan kerjanya bereaksi ketika langit menumpahkan air tak henti-henti.
Ketangguhan Tubuh dan Mental
Musim hujan bukan hanya soal air—melainkan soal stamina. Berjam-jam berada di luar ruangan, berganti shift di tengah dingin, berjalan di area basah, semua itu menuntut kondisi tubuh yang prima. Karena itu Satpam harus menjaga kesehatan, mulai dari minum air hangat, mengonsumsi vitamin, hingga memastikan pakaian kering setelah bertugas.
Kesehatan bukan hanya kebutuhan pribadi—itu adalah syarat agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Satpam, Pilar Keamanan di Segala Musim
Saat banyak orang bergegas mencari tempat berteduh, seorang Satpam justru melangkah keluar, memeriksa lingkungan, mengamankan area, dan memastikan semua orang tetap nyaman. Musim hujan memang menghadirkan risiko, tapi dengan profesionalisme dan kesiapsiagaan yang kuat, para anggota Satpam menjadi pilar yang menjaga ritme kehidupan tetap berjalan.
Mereka bukan hanya penjaga keamanan, tetapi penjaga ketenangan—bahkan ketika langit sedang muram dan hujan belum menunjukkan tanda akan berhenti. []
Seputar Lingkungan: DLH Luwu

























