JURNALSECURITY | Simalungun – Bekerja sebagai profesi Satpam bukanlah keinginan dari seorang Suratno Sinaga (41). Pasalnya dia bercita-cita ingin bekerja di perkantoran. Namun karena nasib berkata lain, ia pun akhirnya memutuskan menjadi seorang petugas satuan pengamanan (Satpam) di Jakarta.
Diceritakan Suratno, panggilan akrabnya, kali pertama dia terjun ke dunia satpam adalah saat dia datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Karena, kata dia, di Jakarta tidak terlalu sulit dalam mencari kerja yang diinginkannya. Namun, setelah ia berkali-kali melamar ke sana kemari, ia pun tak kunjung mendapatkan panggilan atau pekerjaan yang diidam-idamkannya.
“Ternyata saya baru tahu kalau mencari kerja di Jakarta, itu tidak semudah yang saya bayangkan. Susah!” keluhnya.
Namun Suratno tak putus asa, ia akhirnya mencoba melamar pekerjaan sebagai petugas satuan pengamanan (Satpam) di salah satu badan usaha jasa pengamanan (BUJP) di Jakarta.
“Alhamdulillah.., akhirnya saya diterima dan bisa kerja secepatnya. Saya senang banget,” ujarnya.
Melalui dunia profesi satpam inilah, Suratno bisa bertahan hidup untuk mengarungi kerasnya kehidupan di Ibu Kota Jakarta, sehingga membuatnya jatuh cinta terhadap profesi Satpam.
“Terus terang saya jatuh cinta terhadap profesi ini (baca, satpam), karena pekerjaan ini telah menolong kehidupan saya di Jakarta,” terangnya.
Dan setelah bekerja bertahun-tahun di Jakarta, Suratno selalu mengingat istri dan anaknya, juga tanah kelahirannya. Dia rindu kampung halaman.
“Saya ingin sekali bisa bekerja dan berkumpul bersama keluarga, tetapi kalau saya balik ke kampung halaman tentunya harus ada pekerjaan di sana untuk menghidupi keluarga,” jelasnya.
Doa Suratno rupanya dikabulkan Tuhan, di mana keberuntungan akhirnya berpihak pada dia setelah teman di kampung halamannya menawarkan pekerjaan yang sama yakni sebagai satpam. Tanpa pikir panjang ia pun langsung menerima tawaran temannya itu.
“Akhirnya saya diterima oleh perusahaan tempat saya bekerja sekarang,” katanya.
Selama menjadi Satpam, banyak suka dan duka yang ia jalani. Dukanya, kata Suratno, salah satunya saat tugas malam dan turun hujan.
“Kami harus tetap keliling untuk mengontrol area wilayah tempat kerja, karena memang harus dijalani karena sudah menjadi tanggung jawab kami seorang satpam,” kata dia.
Sementara untuk sukanya, lanjutnya, dengan bekerja sebagai satpam dapat menafkahi keluarga saya.
“Selain itu, profesi satpam bisa membawa saya pulang kampung disaat saya masih di Jakarta,” ujar pria yang sudah 17 tahun bekerja sebagai satpam ini.[lian]