JURNALSECURITY.com| NTT-Peristiwa penyelundupan di sepanjang kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste masih sering terjadi. Untuk mengatasinya, maka pengawasan secara teknologi akan dipakai untuk memperbantukan pengawasan secara tradisional yang dilakukan oleh TNI.
Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Batalyon Infanteri Raider 641/Beruang yang dijabat oleh Letkol Inf Wisnu Herlambang, mengatakan bahwa pengawasan perbatasan dengan memakai teknologi memang sudah saatnya dilakukan.
“Saran saya, kita gunakan teknologi, gunakan kamera CCTV dan pesawat tanpa awak untuk memantau,” terang Wisnu di Markas Sektor Timur, di Kecamatan Umanen, Belu, NTT, belum lama ini.
Pemanfaatan mata kamera drone bakal membantu pengawasan arus orang dan barang di jalan-jalan tikus, di luar pos perbatasan yang resmi. Selain itu, perlu kamera CCTV yang bisa memantau setiap saat dinamika di tapal batas. “Pakai CCTV, itu butuh biaya juga,” Wisnu.
Sebagai penjaga perbatasan, dia menerima informasi dari Markas Besar TNI bahwa pada 2017 sudah ada anggaran pengadaan drone dan kamera CCTV untuk memantau kawasan terdepan Indonesia. Wisnu percaya pemasangan CCTV dan penggunaan drone bakal direalisasi pada masa personel Satgas Pamtas berikutnya pada tahun ini. “Kalau sekarang baru ada CCTV di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, terkoneksi ke Mabes,” tukasnya. [FR]