JURNALSECURITY| Bali–Dari kehidupan jalanan yang keras, Made Muliawan Arya atau De Gadjah, kini telah berhasil mencapai kesuksesan hidup dan karir politik sebagai Wakil Rakyat Kota Denpasar. Berbagai pekerjaan pernah dilakoninya termasuk profesi sebagai security atau tenaga keamanan pernah dijalaninya selama beberapa tahun, di sebuah Resor atau penginapan mewah di Kepulauan Karibia beberapa tahun lalu.
Hal ini dituturkan De Gadjah saat memberi motivasi kepada ratusan satpam atau security, pada penutupan pendidikan Satpam di GWK Training Center, Kantor PT Garda Wira Karya (GWK) di Jalan Pantai Purnama Gelumpang, Sukawati, Gianyar, Bali, Kamis (1/2/2018).
“Kalian harus bangga menjadi seorang security karena ini bukan pekerjaan mudah, dan kalian harus profesional serta punya kompetensi,”ujarnya.
De Gadjah kemudian menuturkan, beberapa tahun lalu ia pernah bekerja sebagai tenaga Security bahkan hingga level tertinggi yakni Chief atau Kepala Security di sebuah resor atau penginapan ekslusif di Kepulauan Karibia.
“Menjadi seorang Security di sana tidak mudah, karena jarang ada orang Bali bahkan orang Asia yang kerja di sana menjadi security, sebagian besar adalah orang kulit putih, dan seleksinya ketat,” ujar Gadjah.
Jauh sebelum menjadi tenaga security profesional di luar negeri, Gadjah menuturkan, ia akrab dengan kehidupan jalanan yang keras. Menurutnya, saat itu ia sering melakukan tindakan yang melanggar hukum sehingga akhirnya ia masuk penjara di Lapas Kerobokan.
“Ya, waktu itu yang sering saya lakukan adalah tindakan pengrusakan dan perkelahian. Mungkin itu bagian dari kenakalan remaja sehingga saya sampai masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatan saya secara hukum,”ujarnya.
Usai dipenjara, Gadjah mendapat kesempatan untuk memperbaiki hidupnya dengan bekerja di negeri Paman Sam Amerika Serikat. Pekerjaan pertama yang dijalaninya adalah pekerjaan sebagai tenaga housekeeping dengan gaji waktu itu sekitar 750 dollar Amerika atau Rp 7,5 juta per bulan.
“Waktu jadi housekeeping tugas saya membersihkan kamar tidur termasuk membersihkan toilet kamar mandi,” ujarnya.
Namun rupanya pekerjaan sebagai tenaga “housekeeping” bagi Gadjah bukan merupakan pekerjaan yang pas atau cocok baginya. Sampai kemudian ia mendapat kesempatan untuk menjadi tenaga keamanan atau security di sebuah resor mewah di Kepulauan Karibia.
“Waktu itu saya mengikuti tes, dan saya menjadi salah satu yang terbaik dalam tes,”kenangnya.
Meski berhasil mengikuti tes dan menjadi salah satu peserta tes terbaik, namun De Gadjah mengakui tidak bisa langsung masuk ke dalam tim security di tempat tersebut karena seleksi yang ketat dan faktor dominasi kulit putih.
“Sampai pada suatu waktu terjadi kekosongan tenaga security dan akhirnya saya bisa masuk tim security di sana,” ujarnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, De Gadjah bisa masuk dalam tim security unit khusus di tempatnya bekerja. Unit khusus ini mempunyai skill atau keahlian yang lebih dibanding security biasa dan bertugas menangani hal khusus dan menjaga tamu khusus atau istimewa.
Dari posisi staf biasa, Gadjah kemudian bisa meraih posisi supervisor, manager, hingga posisi tertinggi yakni Chief Security.
“Saya satu-satunya orang Bali dan Asia yang jadi Chief Security di sana, suatu kebanggaan karena sebelumnya selalu diisi oleh orang-orang kulit putih,” ujarnya.
Dengan pencapaian ini, Gadjah berpesan kepada ratusan tenaga security yang ikut pelatihan di GWK agar selalu bersikap profesional dalam bertugas. Karena jika dijalani dengan baik dan tekun, maka profesi security adalah profesi yang menjanjikan. [FR]
Sumber: (https://beritabali.com/read/2018/02/05/201802050001/Dari-Kehidupan-Jalanan-Penjara-Security-Hingga-Wakil-Rakyat.html)