JURNALSECURITY | Malang — Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat radar pelacak barang untuk Zona Laut Ekonomi Eksklusif.
Kelima mahasiswa itu adalah Awwaludin Rasyid Al-Malik, Atha Caesarda Rafi Naufal, Zidni Ilman Nafian, Bagus Setyawan dan Rafiqa Nur Pratiwi
Adapun alasan mereka menciptakan radar pelacak barang tersebut dikarenakan seringkali penangkapan ikan oleh nelayan asing secara illegal ditemukan di wilayah zona laut Indonesia.
“Pembuatan radar ini juga bertujuan untuk menjaga laut Indonesia dari illegal fishing atau bahkan benda asing seperti drone yang terjadi pada awal tahun lalu. Kejadian illegal fishing dan juga bebasnya drone asing di lautan Indonesia membuat kami berinisiatif menciptakan radar pelacak benda ini,” ujar Ketua Tim pembuat radar, Awwaludin Rasyid Al-Malik, sebagaimana dilaporkan situs resmi Universitas Muhammadiyah Malang, Jumat (23/7/2021).
Radar pendeteksi ini sendiri, lanjut Awwaludin, dilengkapi dengan fitur yang canggih dengan pemanfaatan panel surya sebagai sumber daya listrik. Mahasiswa Teknik Mesin ini menjelaskan dengan adanya listrik dari sinar matahari, harapannya bisa melepas ketergantungan pada listrik kabel yang biasa digunakan. Radar ini juga mampu bertahan selama 4-6 hari meskipun matahari jarang menyinari. “Penggunaan listrik berbasis panel surya pada alat ini juga dirasa lebih bersahabat dengan alam,’ imbuhnya.
Di samping itu, sistem radar pelacak tersebut juga dapat mendeteksi adanya barang di permukaan bahkan juga dalam lautan. Salah satunya adalah kapal beserta barang-barang yang ada di dalamnya. Menurut Awwal, hal ini tentu bisa menjadi terobosan baru untuk meningkatkan keamanan laut Indonesia.
Alat yang berada pada tahap perancangan 50 persen ini diharapkan bisa membantu menjaga kemanaan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Laut Indonesia. Mahasiswa kelahiran Jombang ini juga berharap alat ini bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga pengawasan laut Indonesia bisa dilakukan dengan lebih efektif.
“Tentu kami ingin agar nantinya radar pelacak ini bisa digunakan oleh pemerintah atau bahkan militer dalam usaha menjaga zona laut yang dimiliki oleh Indonesia,” tutupnya.[lian]