Noto pun berkisah, bahwa sejak lulus SMA tahun 2003, ia mengadu nasib di Ibukota Jakarta untuk mencari pekerjaan. Noto benar-benar diuji karena hingga Juli 2005 belum dapat pekerjaan. “Hampir putus asa karena waktu itu belum lancar berbahasa Indonesia dan belum tau banyak jalan di Jakarta, kebetulan memang saya anak kampung,” kenangnya.
Noto yang berasal dari sebuah desa bernama Batu Gajah Kecamatan Rupit Musi Rawas Utara Sumatera Selatan. Untuk menuju ke kota Palembang dibutuhkan sekitar 7-9 jam. Ia pun harus beradaptasi di Jakarta agar segera bisa bekerja.
“Setiap hari saya membeli koran dan setiap hari juga saya membuat lamaran kerja. Alhamdulillah tepatnya tanggal 25 Agustus tahun 2005 saya diterima sebagai satpam PT. SAS. Baru pertama kali menjadi satpam ditempatkan di lokasi Citos (Cilandak Town Square), memang mulali dari Nol satpam,” jelasnya.
Badannya yang kecil nampak terlihat lucu dengan pakaian seragam satpam. Maklum, saat itu, Noto masih berusia 20 tahun dan belum ditempatkan secara permanen, istilah lain namanya bawah kendali operasional (BKO). “Saat itu gaji Rp.425.000 dalam satu bulan,” kenangnya.
Tak terhitung ia dipindah dari mal ke mal, ke ITC Kuningan, Harco Mas, Mangga Dua Mall, Cibubur Juntion, Point Square dan terakhir di Pondok Indah Mall 2. Saat itulah ia meminta keluar karena sering dipindah-pindah. Ternyata manajemen merespon sehingga ia ditempatkan secara permanen di Pondok Indah Mall 2 sebagai satpam.