JURNALSECURITY | Jakarta — Kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah mendapat sorotan publik. Pasalnya, Polri yang seharusnya menjadi suri tauladan dalam penegakan hukum justeru mencoreng mukanya sendiri akibat ulah sebagain oknum polisi.
Mulai dari kasus Tragedi Duren Tiga, yang melibatkan petinggi Polri hingga kasus Tragedi Kanjuruhan, yang memakan ratusan korban jiwa dan luka-luka. Terakhir, wajah Polri kembali ditampar dengan ditangkapnya Kapolda Jatim benisial Irjen TM. Ia diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu. Penangkapan Jenderal TM yang akan dilantik pekan depan itu berawal dari laporan masyarakat.
Atas ketiga peristiwa besar itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa indeks kepercayaan publik kepada Polri yang awalnya mencapai 80,2 pada November 2021 lalu, kini turun drastis berada diangka 54 pada 5 Agustus 2022. Apalagi, pasca kasus Irjen FS mencuat ke publik.
“Itulah pekerjaan berat yang saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini,” kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada petinggi Polri, mulai Kapolda hingga Kapolres se-Indonesia di Istana Kepresidenan, sebagaimana disiarkan akun resmi youtube Sekretariat Presiden, Jumat (14/10/202).
Jokowi berharap, kepercayaan publik terhadap Polri kembali meningkat seperti halnya kerja keras Polri dalam menangani pandemi Covid-19, di mana setidaknya sekitar 440 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat hingga akhirnya ekonomi di Indonesia bisa tumbuh 5,44 persen.
“Hasilnya, indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu,” kata Jokowi.
Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui, dalam beberapa waktu terakhir ini kepercayaan publik terhadap Polri memang menurun, terlebih akibat kejadian-kejadian menonjol di tubuh Polri yang berdampak negatif dan menjadi perhatian publik
Namun mantan Kapolda Banten itu menegaskan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan langkah mitigasi dengan menggerakkan segala daya dan upaya yang ada, sehingga semua peristiwa dapat terungkap dan dituntaskan.
Hal ini, kata Sigit, juga sekaligus sebagai pertangungjawaban Polri kepada masyarakat yang mengharapkan penegakan hukum berkeadilan. Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
“Kami akan terus melakukan evaluasi internal sebagai bagian dari reformasi instrumental, utamanya reformasi Polri, dengan semangat dan sesuai harapan Presiden,” kata Sigit, Jumat (14/10/202)
Sigit juga mengingatkan kepada jajarannya dan tamu undangan lainnya, bahwa polisi bukan hanya sekadar profesi.
“Tapi sebuah kewajaran untuk mengabdi dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi Polri,” jelasnya.
Apresiasi Kapolri
Pidato Kapolri dalam membangun kembali kepercayaan publik langsung mendapat respon dan dukungan dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva.
Zoelva merasa optimis langkah Kapolri dalam membangun kepercayaan publik akan membuahkan hasil meski dengan berbagai tantangan.
“Selamat Pak KAPOLRI, terus membangun kepercayaan terhadap institusi POLRI, walaupun dengan tantangan luar biasa. Tindakan tegas KAPOLRI untuk membersihkan POLRI dari dalam patut diapresiasi” tulis Hamdan Zoelva melalui akun resmi twitternya, Jumat (14/10/2022)
Hal senada juga disampaikan pengamat kepolisian dari Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso. Ia mengapresiasi sikap tegas Kapolri Jenderal Sigit yang tidak tebang pilih dalam penegakan hukum di institusinya.
Menurutnya, kepercayaan publik terhadap Korps Bhayangkara itu secara perlahan mulai kembali meningkat pasca kepolisian menangkap bos judi online Apin BK di Malaysia dan tiga buronan lainnya dari Kamboja, pada Jumat (14 Oktober 2022) malam.
Teguh berharap, Kapolri terus mengawal kasus-kasu besar lainnya, termasuk kasus narkoba yang melibatkan Irjen TM hingga tuntas. Baik itu dalam proses sidang etik maupun proses pidananya. Hal ini untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap institusi Polri yang terpuruk.
“Sekaligus untuk menjaga marwah lembaga Polri karena perbuatan yang dilakukan oleh Irjen Teddy Minahasa dan kawan-kawan itu jelas mencoreng upaya institusi yang sedang membangun citra Polri sebagai aparat penegak hukum,” pungkasnya. | Heru Lianto