JURNALSECURITY | Batam–Berpindah tugas hal yang biasa di dunia kesatpaman. Rolling tugas bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk menambah wawasan dalam pengamanan. Adalah Rian Setiawan yang menjadi pindah tugas menjadi ajang untuk belajar lebih banyak.
Lelaki kelahiran Lombok, 2 Desember 1991 ini memulai menekuni profesi satpam sejak tahun 2014. Melalui PT. Katulistiwa yang kemudian ditempatkan di area perusahaan Labroi daerah Punggur Kota Batam. Saat itu tahun 2014 melalui perusahaan BUJP PT. Katulistiwa. Setahun kemudian, pindah ke BUJP PT ISS Indonesia tahun 2015 dan ditempatkan di perusahaan FROPAB daerah Batu Ampar Kota Batam.
Tahun 2019, berpengalaman di ISS Indonesia kemudian pindah di BUJP PT. Satria Buana Nusantara (SBN) hingga sekarang, dan ditempatkan di area PT Unisem lalu dipindah tugaskan di PT. Ably Metal Indonesia. “Alhamdulillah di perusahaan yang baru ini bertambah lagi pengalaman dunia security,” ungkapnya kepada Jurnal Security, Jumat (19/6/2020).
Alasan menyenangi profesi Satpam karena ingin membantu orang di sekitarnya merasa aman, meningkatkan keterampilan bersosialisasi dan memberikan pelayanan. “Belajar memiliki skill untuk situasi darurat, melatih kemampuan bekerja dan mendapatkan pengalaman hidup yang berarti,” papar pemilik ijazah Gada Pratama tahun 2017 ini.
Sebelum menjadi satpam, lelaki yang pernah ikut pelatihan ISPS CODE SECURITY tahun 2018 ini belum pernah bekerja. Melainkan aktif di organisasi seperti menjadi pembina Pramuka dan pelatih Paskibraka kecamatan dan kabupaten. Pengalaman mental di pramukan dan menjadi pelatih cukup memberikan bekal dirinya untuk menerjuni profesi satpam.
“Saya tidak pernah malu dengan profesi saya menjadi satpam, karena profesi ini adalah sangat mulia dan halal. Justru saya sangat bangga menjadi seorang satpam karena bisa meningkatkan kedisiplinan waktu dan kedisiplinan bekerja, dan meningkatkan mental saya berkomunikasi dengan pelanggan perusahaan. Alhamdulillah hasilnya pun sangat menjanjikan untuk masa depan,” jelas pemilik tinggi badan 175 cm.
Ditambah profesi satpam berkontribusi banyak menjaga ketertiban di lingkungan kerjanya dan satpam adalah mitra Polri yang turut berdiri di barisan depan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Rian punya pengalaman yang terkadang menjengkelkan jika dimasukan dalam hati. Di mana saat bertugas terjadi pelanggaran yang menguji kesabaran kita sebagai satpam sehingga memancing keributan. Namun semua bisa ditahan karena menjaga marwah satpam.
Namun meski ada yang melanggar, Rian bersyukur karena masih banyak orang yang punya sikap saling menghargai dari klien sehingga tidak adanya rasa ragu-ragu ketika dari pihak klien berkoordinasi dan membutuhkan pelayanan satpam, ”Adanya rasa saling menghormati dan menghargai sesama karyawan sehingga terciptanya rasa saling toleransi namun profesional,” jelas anggota relawan Hope Fore Life kota Batam yang pernah jadi relawan ke Lombok bersama Ketua KBS-RI.
Menjadi satpam merupakan anugerah dari Allah. Dari profesi ini jika dijalankan dengan benar akan memperoleh pahala sekaligus kemuliaan di sisi Allah SWT, sebab Allah mencintai hamba-Nya yang senantiasa bekerja keras. Selain itu tercukupi kebutuhan hidup, lalu menjadi sosok yang mandiri dan amanah.
Untuk para rekan-rekan satpam, ia berpesan untuk tetap disiplin dalam segala hal yang dapat membuat kita semakin profesional, tetap menjadi penjaga yang siap siaga dalam menjalankan tugas yang diemban. “Teruslah berprestasi dalam berseragam satpam yang gagah dan memberi rasa aman,” tutur anggota Keluarga Besar Satpam (KBS Batam).
“Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan,” tutup Rian dengan mutiara katanya sembari melanjutkan mutiara kata lainnya. “Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa.” [fr/her]