JURNALSECURITY | Jembrana–Para pedagang di Pasar Senggol Pekutatan, Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, belakangan resah.
Mashudin menilai, seringnya kemalingan di pasar setempat karena tidak ada petugas keamanan khusus di Pasar Senggol. Kehilangan tidak hanya dialami pedagang di los. Namun juga pedagang yang menempati ruko. “Sebenarnya kita sudah sering sampaikan masalah kemanan ini, agar menjadi perhatian. Tetapi belum ada solusi. Padahal, kita di sini juga membayar retribusi,” ucapnya.
Tuntutan agar pengelola meningkatkan keamanan di Pasar Senggol ini, juga sempat dirapatkan pedagang bersama koordinator pasar, Rabu (24/3) malam. Namun dalam pertemuan tersebut, juga tidak ada solusi. Pedagang yang berharap ada petugas keamanan tersendiri di pasar setempat, tidak dapat dipenuhi. Karena dari pengelola pasar menyatakan, jika petugas keamanan di Pasar Senggol Pekutatan ini, masih menjadi satu dengan petugas keamanan Pasar Umum Pekutatan yang lokasinya berada di seberang.
Menurut Jana, selain membayar retribusi, 21 pedagang di Pasar Senggol Pekutatan ini, juga sering berswadaya untuk melengkapi fasilitas di pasar setempat. Seperti yang terkahir, pedagang berswadaya untuk memasang lampu penerangan. Kini, masalah kebutuhan penjaga ataupun harapan dipasang CCTV di pasar setempat yang dibebankan kepada pedagang, tentunya akan semakin memberatkan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usah Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana I Komang Agus Adinata, Kamis kemarin, mengatakan, belum menerima laporan terkait persoalan di Pasar Senggol Pekutatan itu. Menurutnya, untuk pengelolaan pasar senggol itu, tidak tersendiri. Tetapi menjadi satu dengan pengelolaan Pasar Umum Pekutatan. “Petugas keamanannya juga jadi satu. Ada dua orang (petugas keamanan), bergantian,” ujarnya.
Berkenaan tuntutan sejumlah pedagang agar disediakan petugas keamanan khusus di pasar senggol setempat, kata Agus Adinata, perlu dikaji lebih lanjut. Namun untuk masalah keamanan, adalah tanggungjawab bersama, termasuk partisipasi pedagang. “Retribusi yang dipungut selama ini, kan bukan termasuk itu. Maka perlu bersama-sama, karena (pengelolaan) di sana masih jadi satu. Kita juga memerlukan anggaran, kalau untuk jaga rutin satu orang satu lokasi,” ucapnya. [fr]