JURNALSECURITY | Jakarta — Lalu apa kira-kira maksudnya ya? pasti banyak yang akan bertanya-tanya dan banyak juga yang akan berpikir macam-macam.
Tegas bukan berarti keras itu adalah itu adalah gambaran kedewasaan seorang Satpam dalam bertugas. Seorang petugas satpam memang harus mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan tegas nanum tetap santun dan berwibawa dalam penyampaiaannya.
Kalau kita mau meluangkan waktu untuk sedikit mengamati, banyak sekali kejadian ataupun berita yang sering kali berfokus pada prilaku Oknum Satpam yang dianggap kasar dan keras dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan sampai ada yg terlibat adu fisik dimana sebenarnya hal tersebut sangatlah tidak menujukkan kematangan dan profesinalisme dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pengaman.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi ? Penyebabnya ada beberapa faktor dimana itu bisa terkait internal ataupun external individunya.
Faktor Internal :
- Bawaan tabiat
- Lemahnya kecerdasan emosional
- Kurangnya pemahaman dasar dan latihan diri
Faktor External :
- Lingkungan pembentuk
- Doktrin
- Kurang selarasnya pengembangan diri
Mari kita bahas mulai 3 point dari Faktor internal
- Bawaan tabiat
Banyak dari kita percaya bahwa setiap orang terlahir dengan sifat dan tabiat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan saudara kembar sekalipun tidak akan pernah sama persis tabiat dan sifatnya.
Beberapa tabiat yang memang keras dan kasar akan cenderung menjadi bawaan selama hidup dan akan selalu muncul disaat saat tertentu dengan frekwensi yang berbeda antara satu individu dan individu lainnya jika tidak segera dilakukan pembatasan melalui tata tertib dan peraturan yang sifatnya mengikat dan ber-sanksi. Mengikat dalam hal ini maksudnya adalah memberi batasan ruang lingkup atas tindakan atau reaksi yang diambil pada saat menghdapi masalah atau melakukan pekerjaannya. System silakan lapor pimpinan jika ada masalah atau komplin dilapangan akan menjadi sangat effective untuk membatasi type Satpam seperti ini dalam mengurangi adanya reaksi yang negative terhadap tantangan dan masalah yang terjadi di lapangan.
- Lemahnya kecerdasan emosional.
Menurut Wikipedia Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya dalam hal ini emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.
Jika ini lemah tentunya akan menjadi pemicu emosi yang tidak stabil, maka itu perlu adanaya majemen emosi yang baik dengan menerapkan beberapa cara yaitu : pemahaman tentang diri sendiri yang baik (self awareness), penataan diri yang baik ( self management ), kesadaran sosial yang baik (Social awareness) dan juga menjaga hubungan yang baik ( relationship management ).
Dengan kita memahami kelemahan dan kekurangan kita secara emosi dan juga memahami bagaimana kecendrungan lingkungan sosial di sekitar kita maka seharusnya seseorang akan mampu meningkatkan kecerdasan emosinya melalui pengendalian diri yang baik ( self control ) yaotu mengindari yang sering menjadi factor pemicu dan lebih banyak menampilkan factor perangsang terjadinya suatu kondisi yang kondusif dan nyaman saat berkomunikasi ataupun berinterkasi dengan orang lain ataupun saat harus menghdapi pekerjaan yang berat.
- Kurangnya pemahaman dasar dan Latihan diri
Pemahaman dasar terhdap apa ? tadi sudah disinggung tentang pemahaman tentang diri sendiri atau pribadi dengan baik. Yang dimksud pemahaman dasar dalam ini adalah pemahamam dasar tentang etika dan etos kerja yang diharapkan. Etika memberi makna sebagai sikap yang dapat dilihat orang lain terkait norma dan aturan yang berlaku sementara etos adalah merupakan sikap atau dorongan serta keyakinan dari dalam diri seseorang yang memunculkan etika tersebut. Dan Latihan diri penting untuk membangun etos kerja yang baik sehingga memunculkan etika yang baik. Asumsi yang salah tentang bagaimana itu tegas juga bisa menyebabkan seorang petugas Security salah dalam mengambil sikap atau menujukan sikap dalam pelaksanaan tugasnya.
Faktor External :
- Lingkungan pembentuk
Lingkungan yang sehat akan membetuk mental yang sehat, lingkungan negative akan membentuk pikrian dan pribadi yang negative. Saat memilih untuk bekerja di suatu tempat ,perlu untuk kita melihat terlebih dahulu apakah lingkungan kerja kita itu adalah lingkunagn yang sehat dan positive. Karena sebaik-baiknya kit ajika lingkungan kita tidak baik maka lama -lama pribadi kitapun akan terpengaruh .
- Doktrin
Doktrin yang salah menjadikan interprestasi yang salah dalam pelaksanaan. Apalagi di era milenial ini peradaban manusia menajdi semakin kritis dan tidak gampang untuk menerima. Sebaiknya dicermati lagi saat kita menerima ataupun sebailiknya memberikan sebuah instruksi harus dibarengi dengan penjelasan dan pengkajian yang lebih dalam untuk mendapatkan esensi point yang dimaksudkan sesungguhnya.
- Kurang selarasnya pengembangan diri
Dalam dunia professional, keseimbangan itu penting. Setiap profesi memiliki kebutuhan akan adanya pengembangan diri yang berjalan sejajar sesuai tugas dan tanggung jawab apalagi jabatan yang diembannya. Seorang pimpinan atau perusahaan tidak bisa hanya memberikan tanggung jawab namun tidak membekali dengan skill atau pengembangan kemampuan kepada yang bersangkutan. Hal ini selayaknya sudah disiapkan sebagai program yang berkesinambungan dengan perencanaan yang matang dan evaluasi yang menyeluruh. Itulah kenapa di dalam sebuah perusahan harus selalu ada department pelatihan dan pengembangan.
Nah dengan kita mengetahui beberapa factor penyebab kenapa masih banyak petugas Security masih sering tidak bisa membedakan antara tegas dan keras antara tegas dan kasar dan cenderung menjadi over reactive jika melihat ketidak sesuaian dalam menjalankan tugasnya, maka kita akan bisa menyimpulkan bahwa peranan individu, pimpinan dan perusaan itu haruslah berjalan seimbang dan bersinergi. Kita tidak bisa hanya menyalahkan dari factor individu saja. Sebab keberhasilan dalam menanamkan prinsip dasar pelaksanaan tugas juga ditentukan oleh faktor pengembangan dan komunikasi yang benar tentang tujuan apa yang ingin dituju.
Simulasi, role play ( Latihan peran ) bisa menjadi salah satu contohnya untuk memvisualisikan tata cara pelaksanaan tugas dan komunikasi yang baik saat melayani tamu, customer ataupun pihak-pihak lainnya yang terkait. Dalam simulsai ataupun role play, pimpinan ataupun department Latihan dan pengembangan dapat memberikan contoh-contoh kasus dan kemudian memberikan visualisai cara penanganan yang baik, komunikasi yang tegas nanum tidak kasar atau tidak keras dengan berbagai pilihan kata, kalimat, cara bicara, intonasi, pandangan mata, sikap badan dan senyum yang mewakili etika dan etos kerja yang diharapkan. Bahkan akan sangat lebih bagus lagi jika pimpinan dan department pelatihan dan pengembangan juga ikut terjun meluangkan waktunya untuk mengamati secara langsung di lapangan situasi apa yang sering terjadi dan kemudian membuat contoh langsung penanganannya di depan petugas securitynya karena hal ini akan menimbulkan efek keyakinan dan kepercayaan diri yang lebih maximal di diri petugas Security itu sendiri.
Demikian artikel ini saya buat, semoga bermanfaat untuk rekan-rekan petugas security sekalian.
Salam Korsa!