JURNALSECURITY | Jambi — Suku Anak Dalam (SAD) yang diduga menembak satpam PT Primatama Kreasi Mas, menyerahkan diri ke polisi.
Tindakan ini dipilih kedua pelaku itu, setelah Polda Jambi dan Polres Sarolangun melakukan pendekatan hingga membujuk untuk menyerahkan diri.
Pihak kepolisian sebelumnya melakukan pendekatan secara intens kepada Suku Anak Dalam, serta kepada masyarakat Kecamatan Air Hitam yang berkonflik dengan komunitas adat itu.
“Sesuai dengan hasil rapat kesepakatan bersama masyarakat Kecamatan Air Hitam dengan para Temenggung Suku Anak Dalam, salah satu poinnya adalah pelaku penembakan menyerahkan diri, sebelum langkah berikutnya, yakni pemulihan pasca konflik dengan hukum adat, maupun hukum negara,” ujar Kapolres Sarolangun, AKBP Sugeng Wahyudiono, sebagaimana dilansir jambikita.id, Minggu (7/11).
Adapun pelaku yang menyerahkan diri, yakni berinisial BSL dan BYG. Keduanya berasal dari kelompok Suku Anak Dalam di Lubuk Jering, Kabupaten Sarolangun.
Kini para pelaku itu dalam proses pemeriksaan penyidik Polda Jambi dan Polres Sarolangun yang didampingi pihak dari KKI Warsi.
Diberitakan sebelumnya, telah terjadi konflik antara Suku Anak Dalam dan 3 satpam perusahaan perkebunan. Akibatnya, 3 satpam mengalami luka tembak kecepek, lalu 324 jiwa Suku Anak Dalam mengungsi ke hutan.
Menurut penulusuran KKI Warsi para Suku Anak Dalam mendapatkan perlakuan buruk dari perusahaan perkebunan. Mereka mengalami kekerasan, dan motor mereka dirusak.
Sempat timbul kesepakatan damai, tetapi pihak perusahaan tidak memenuhi janji membayar denda, dan memperbaiki motor milik Suku Anak Dalam. Tidak heran konflik ini semakin memanas, setelah para Suku Anak Dalam dilarang mengambil buah sawit yang sudah jatuh ke tanah.[lian]