JURNAL SECURITY | Jakarta–Dengan semakin luasnya penggunaan dari alat pemadam api ringan atau APAR, maka dari itu ada baiknya para pembaca juga mempelajari detailnya. Meskipun media APAR cukup awet, namun ternyata medianya juga bisa kadaluarsa. Sayangnya, para pembaca-pun tidak bisa menganggap bahaya APAR kadaluarsa sebagai hal yang sepele.
Seperti yang diketahui beda media APAR, beda juga masa kadaluarsanya. Misalnya, media dry chemical powder yang bisa bertahan sampai lima tahun. Atau alat pemadam api dengan media foam yang bisa bertahan sampai dua tahun. Maka dari itu, akan dijabarkan bagi para pembaca informasi tentang APAR kadaluarsa di bawah ini.
Saat APAR mulai kadaluarsa, bahaya yang sering kali terjadi adalah media APAR jadi menggumpal, terutama pada media powder. Mengumpalnya media yang kadaluarsa tidak bisa dianggap sepele, karena ini akan mengganggu fungsi dari APAR jika terjadi kebakaran. Bisa jadi APAR tidak mau bekerja dan kebakaran jadi meluas.
Media APAR yang menggumpalpun bisa mengganggu output dari APAR. Perlu diketahui bahwa tabung APAR menyimpan tekanan udara yang cukup tinggi. Jika ada sumbatan pada sistem output APAR, dikhawtirkan akan timbul ledakan karena tekanan tabung APAR yang tinggi.
Selain malfungsi APAR dan ledakan, dikhawatirkan juga media APAR yang kadaluarsa bisa menjadi racun. Jika ada lubang di selang ataupun pada tabung APAR, media kadaluarsa tersebut bisa keluar dari APAR dan meracuni udara yang ada dalam ruangan dan membahayakan orang yang ada pada ruangan tersebut.
Masalah yang Muncul dari Efek APAR Kadaluarsa
Saat APAR memasuki masa kadaluarsa akan ada beberapa masalah yang timbul dari efek APAR kadaluarsa. Beberapa masalah tersebut akan mengganggu kinerja APAR dan dapat berisiko bagi penggunanya.
- Hal pertama yang sering terjadi pada APAR kadaluarsa adalah media pemadam api yang menggumpal, terutama pada media powder. Media APAR yang menggumpal ini akan sulit keluar saat APAR digunakan. Hal ini tentu akan berakibat fatal pada saat pemadaman api digunakan.
- Selain media APAR yang menggumpal, bisa juga media APAR kadaluarsa menyumbat saluran output APAR. Jika sampai saluran tersebut tertutup oleh media yang menggumpal, dikhawatirkan akan memicu ledakan. Karena tekanan yang kuat dari dalam APAR tersumbat dan tidak dapat keluar.
- Lalu, dikhawatirkan juga tekanan pada APAR menurun. APAR kadaluarsa pada umumnya tidak terawat, sehingga tekanannya pun tidak terpantau. Oleh sebab itu, APAR kadaluarsa kemungkinan tekanannya sudah tidak normal. Hal ini akan berakibat pada performa APAR dalam menyemprotkan media pemadam api keluar.
Nah, poin-poin di atas adalah beberapa masalah yang sering muncul karena APAR sudah memasuki masa kadaluarsa. Setelah mengetahui masalah-masalah tersebut, ada baiknya para pembaca juga mencari tahu bagaimana solusi untuk menanganinya.
Mencegah Efek APAR Kadaluarsa
Dua hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahaya dari efek APAR kadaluarsa adalah melakukan refill APAR, ketika APAR sudah memasuki masa kadaluarsa dan melakukan inspeksi APAR secara berkala. Saat APAR memasuki masa kadaluarsa, meski belum pernah digunakan, APAR harus tetap melakukan isi ulang media pemadam api.
Cara kedua untuk mencegah efek APAR kadaluarsa adalah melakukan inspeksi secara berkala. Dewasa ini, inspeksi atau pengecekan APAR bisa dibantu dengan aplikasi APAR bernama FIRECEK.
Aplikasi FIRECEK akan membantu para pembaca untuk menyimpan data APAR, menjadwalkan inspeksi dan yang terpenting memberikan notifikasi jika APAR memasuki masa kadaluarsa. Jadi jika APAR milik para pembaca memasuki masa kadaluarsa, maka akan muncul notifikasi pada smartphone milik para pembaca. Selain itu, para pembaca juga bisa mengeceknya melalui website.
Semakin mudah bukan meminimalisir efek APAR kadaluarsa menggunakan FIRECEK? Ayo tunggu apalagi?! Segera unduh dan pasang aplikasi FIRECEK di smartphone milik para pembaca dan rasakan pengalaman baru untuk melakukan inspeksi APAR di era digital! [fr]
sumber: pemadamapi.id