Jurnalsecurity.com | Profesi satpam bukan sekadar berdiri menjaga pintu atau rondha keliling area. Ada tanggung jawab besar yang melekat: menjaga rasa aman, mengelola risiko, mengantisipasi ancaman, hingga menjadi “wajah pertama” yang dilihat tamu maupun penghuni area kerja. Tidak semua orang sadar bahwa setiap hari satpam berhadapan dengan berbagai karakter manusia, situasi tidak terduga, hingga cuaca yang tak menentu.
Di tengah rutinitas itu, kemampuan menjaga pola pikir positif menjadi salah satu “senjata mental” terpenting. Pikiran positif bukan hanya memengaruhi suasana hati, tapi juga ketepatan keputusan, cara menghadapi konflik, dan kualitas pelayanan.
Berikut beberapa tips agar satpam bisa konsisten menjaga mindset positif dalam keseharian:
1. Mulai dinas dengan mental “menerima realitas”
Tugas selalu berubah — tamu mendadak ramai, kendaraan banyak, komplain muncul tiba-tiba, peraturan perusahaan berubah. Pola pikir positif dimulai dari menerima bahwa pekerjaan satpam adalah pekerjaan dinamis.
Saat kita sudah menerima “pekerjaan ini memang menantang”, otak lebih rileks dalam menghadapi perubahan.
2. Fokus pada solusi, bukan keluhan
Keluhan tidak memperbaiki kondisi. Pertanyaan yang lebih positif adalah:
- “Apa langkah terbaik saya?”
- “Apa SOP-nya?”
- “Bagaimana cara menangani tanpa memperkeruh situasi?”
Pola pikir problem-solving adalah fondasi psikis satpam profesional.
3. Banggakan hasil baik harian
Contoh hal kecil yang layak diapresiasi:
- mampu menyelesaikan antrian di gate dengan rapi
- menyambut tamu dengan ramah
- membantu orang yang bertanya jalur atau lokasi
- cek area perimeter lebih cepat dan tepat
Hargai keberhasilan kecil – ini membuat semangat tidak mudah jatuh.
4. Jaga lingkungan sosial yang sehat
Rekan kerja berpengaruh besar pada mood.
Jika di pos sering muncul obrolan negatif, ghibah, menyalahkan pihak lain, itu parasit mental.
Bangun circle positif:
- saling mengingatkan prosedur dengan cara yang sopan
- saling support antar shift
- saling berbagi tips komunikasi
Lingkungan sehat = energi positif terjaga.
5. Manajemen emosi sebelum merespon
Satpam sering berinteraksi dengan orang yang emosinya naik:
pengunjung marah, sopir kendaraan stres, karyawan terburu-buru.
Selalu tahan 2–3 detik sebelum menjawab.
Tarik napas dalam.
Tetap sampaikan dengan bahasa profesional.
Respon positif bukan soal apa yang dikatakan saja, tetapi bagaimana cara mengucapkannya.
6. Ingat peran mulia profesi satpam
Satpam bukan sekadar “penjaga”.
Satpam adalah garda terdepan dalam keamanan lingkungan kerja.
Posisi satpam mengurangi potensi kejahatan, menjaga keteraturan, bahkan mencegah risiko yang tidak terlihat.
Menyadari fungsi ini membuat hati lebih siap bersyukur — dan menguatkan fondasi mindset positif.
Positif Thinking
Berpikir positif bagi satpam bukan berarti memaksa diri untuk pura-pura bahagia. Tetapi kemampuan menata pikiran, memaknai peran, dan mengelola emosi dengan bijak. Kombinasi pola pikir positif, profesionalisme, dan kesadaran peran akan menjadikan satpam tidak hanya sekadar menjalankan tugas — tetapi menjadi figur yang menenangkan dan dipercaya.
Satpam yang kuat mentalnya, positif outlook-nya, dan stabil emosinya, akan selalu memberikan nilai lebih dalam dunia kerja modern yang makin kompleks.[]
Seputar Lingkungan : dlhlampungselatan.org




























