Jurnalsecurity.com | Cirebon merupakan salah satu kota di pesisir utara Jawa Barat yang memiliki perpaduan unik antara wisata budaya, sejarah, religi, dan alam. Destinasi-destinasi seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Goa Sunyaragi, Pantai Kejawanan, Hutan Kota, serta kawasan kuliner dan kerajinan Batik Trusmi telah menjadikan Cirebon sebagai tujuan wisata yang semakin berkembang. Namun, pertumbuhan sektor pariwisata selalu membawa tantangan, terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Lingkungan yang bersih, tertata, dan terjaga tidak hanya membuat wisatawan merasa nyaman, tetapi juga menentukan keberlanjutan pariwisata itu sendiri. Tanpa perhatian yang serius, kawasan wisata dapat mengalami tekanan berlebih, mulai dari menumpuknya sampah hingga kerusakan area hijau yang menjadi pendukung utama keindahan destinasi.
1. Menjaga Keindahan Alam dan Budaya sebagai Daya Tarik Wisata
Keindahan dan keunikan destinasi wisata Cirebon adalah aset yang tidak ternilai. Pantai Kejawanan dengan pemandangan lautnya yang tenang, situs sejarah seperti Goa Sunyaragi yang sarat nilai budaya, hingga kampung batik Trusmi yang penuh warna merupakan wajah kota yang terus menarik wisatawan.
Jika lingkungan tidak dijaga—misalnya dengan maraknya sampah plastik, coretan di area bersejarah, atau kerusakan fasilitas umum—maka daya tarik wisata itu akan menurun. Menjaga kebersihan berarti menjaga citra Cirebon sebagai kota wisata yang berkelas dan ramah pengunjung.
2. Melestarikan Ekosistem Lokal
Sebagian wilayah wisata di Cirebon berada dekat area pantai, hutan kota, atau zona konservasi tertentu. Setiap ekosistem memiliki peranan penting, baik sebagai habitat bagi flora dan fauna, maupun sebagai penopang keseimbangan lingkungan.
Aktivitas wisata yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan:
- Polusi air dan pesisir,
- Erosi tanah di kawasan taman atau area hijau,
- Berkurangnya vegetasi akibat pengunjung yang tidak berhati-hati,
- Terganggunya satwa yang hidup di sekitar kawasan wisata.
Menjaga ekosistem berarti memastikan bahwa Cirebon tetap menjadi kota dengan keanekaragaman hayati yang sehat, sekaligus menjadi destinasi wisata yang nyaman.
3. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Cirebon mendapatkan banyak manfaat ekonomi dari pariwisata—mulai dari pendapatan UMKM kuliner dan kerajinan, pengelola wisata, hingga pemandu lokal dan sektor transportasi. Namun, keberlanjutan ekonomi tersebut hanya bisa terjaga jika lingkungan tetap dalam kondisi baik.
Wisatawan cenderung memilih lokasi yang bersih, teratur, dan nyaman. Lingkungan yang rusak akan menurunkan minat kunjungan, yang pada akhirnya mengurangi pendapatan masyarakat lokal. Dengan menjaga lingkungan, masyarakat turut memastikan bahwa sektor wisata dapat berkembang secara konsisten tanpa merusak sumber daya alam.
4. Meningkatkan Citra Positif Kota Cirebon
Setiap kota wisata bersaing untuk memikat pengunjung melalui citra dan reputasinya. Kota yang dikenal bersih, tertib, dan ramah lingkungan akan lebih mudah menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Ketika wisatawan merasa puas dengan kebersihan dan kenyamanan lingkungan, mereka cenderung:
- Merekomendasikan Cirebon kepada orang lain,
- Menulis ulasan positif di media sosial dan platform wisata,
- Kembali berkunjung di lain waktu.
Citra positif ini sangat penting dalam meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat identitas Cirebon sebagai kota wisata unggulan di pantura Jawa.
5. Mengurangi Risiko Kerusakan dan Bencana Lingkungan
Kerusakan lingkungan dapat meningkatkan berbagai risiko, terutama bagi kota pesisir seperti Cirebon. Penumpukan sampah di pantai atau saluran air dapat menyebabkan banjir, polusi, dan kerusakan ekosistem laut. Begitu pula dengan kerusakan taman kota yang dapat mengurangi kualitas udara dan suhu lingkungan.
Dengan menjaga lingkungan, masyarakat turut mengurangi:
- Risiko banjir akibat sampah,
- Pencemaran air laut dan pesisir,
- Kerusakan area hijau yang menjadi penyeimbang kota,
- Potensi kerusakan fasilitas dan bangunan wisata bersejarah.
Upaya ini bukan hanya untuk kepentingan pariwisata, tetapi juga untuk kenyamanan hidup masyarakat sehari-hari.
Langkah-Langkah Sederhana untuk Menjaga Lingkungan Wisata di Cirebon
Menjaga lingkungan wisata di Cirebon dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten oleh wisatawan, masyarakat lokal, maupun pengelola destinasi. Dengan kekayaan wisata seperti Keraton Kasepuhan, Goa Sunyaragi, Pantai Kejawanan, hingga kawasan alam dan kuliner, menjaga kebersihan dan kelestarian menjadi hal yang sangat penting. Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan:
1. Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Sampah adalah ancaman terbesar bagi kenyamanan wisata di Cirebon.
- Wisatawan dianjurkan membawa kantong sampah pribadi.
- Pengelola menyediakan tempat sampah terpilah (organik, anorganik, plastik).
- Masyarakat dapat melakukan gotong royong atau patroli kebersihan rutin.
Tindakan sederhana ini menjaga keindahan kawasan wisata dan mencegah pencemaran di pantai, taman, maupun situs budaya.
2. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Plastik sekali pakai menjadi masalah serius di area wisata ramai.
- Pengunjung menggunakan tumbler, kotak makan, atau tas kain.
- Pedagang UMKM beralih ke kemasan ramah lingkungan seperti kertas daur ulang atau wadah bambu.
- Pengelola menerapkan pembatasan plastik sekali pakai di kawasan tertentu.
Langkah ini membantu mengurangi sampah yang sulit terurai dan sering mengotori kawasan wisata Cirebon.
3. Tidak Merusak Fasilitas dan Area Alami
Wisata budaya dan alam Cirebon memiliki nilai sejarah dan ekologis yang harus dilindungi.
- Jangan memetik tanaman di taman wisata.
- Hindari menginjak area rumput atau area konservasi.
- Jaga fasilitas publik seperti bangku, papan informasi, dan spot foto.
Menjaga fasilitas wisata berarti turut menjaga investasi masyarakat dan pemerintah dalam membangun pariwisata kota.
4. Mengikuti Aturan dan Zonasi Wisata
Setiap destinasi memiliki aturan demi keamanan dan kelestarian lingkungan.
- Patuh pada rute kunjungan yang ditetapkan.
- Hanya berenang atau bermain di area pantai yang aman.
- Mengikuti arahan pemandu atau petugas wisata.
Kepatuhan wisatawan akan menciptakan pariwisata yang tertib, aman, dan berkelanjutan.
5. Mendukung Program Edukasi Lingkungan
Cirebon memiliki banyak komunitas pecinta alam dan pegiat budaya yang aktif mengadakan kegiatan lingkungan.
- Ikut serta dalam penanaman pohon, pembersihan pantai, atau kampanye anti-sampah plastik.
- Pengelola tempat wisata menyediakan papan edukasi tentang pemilahan sampah.
- UMKM lokal ikut berperan dengan menyediakan produk ramah lingkungan.
Edukasi membantu menumbuhkan kesadaran bahwa pariwisata yang baik tidak hanya dinikmati, tetapi juga dijaga.
6. Melibatkan UMKM Lokal dalam Pengelolaan Wisata
UMKM di Cirebon seperti pedagang empal gentong, kerajinan batik trusmi, hingga penjual suvenir memiliki peran penting.
- Pedagang makanan menjaga higienitas dan tidak membuang sisa minyak sembarangan.
- Pengrajin suvenir menggunakan bahan ramah lingkungan.
- Pengelola homestay menyediakan fasilitas pengelolaan sampah untuk tamu.
Kolaborasi antara UMKM, wisatawan, dan pengelola akan memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan.
7. Menghemat Sumber Daya Alam
Air dan energi sering berlebihan digunakan di destinasi wisata.
- Wisatawan menghemat air saat bilas atau mandi setelah bermain di pantai atau area outdoor.
- Pengelola menggunakan lampu hemat energi dan memaksimalkan pencahayaan alami.
- Homestay dan restoran dapat memanfaatkan energi terbarukan bila memungkinkan.
Penghematan ini membantu menjaga ketersediaan sumber daya alam kota.
8. Menghindari Aktivitas yang Menyebabkan Polusi
Polusi dapat merusak suasana wisata dan mengganggu lingkungan.
- Gunakan kendaraan hanya di area yang diperbolehkan.
- Hindari membawa speaker besar di area alam atau pantai.
- Buang sisa makanan dan limbah hanya pada tempatnya.
Mengurangi polusi membuat wisata Cirebon lebih nyaman dan aman bagi semua.[]
Seputar Lingkungan: https://dlhkabcirebon.org/

























