JURNALSECURITY | Jayapura — Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura yang baru saja resmi dilantik ini bernama Derman Parlungun Nababan. Ia merupakan pria kelahiran Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, pada 21 Agustus 1977.
Dia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara yang lahir dari keluarga yang sederhana dengan latar belakang kedua orangtuanya sebagai petani.
Lalu siapa sangka, sejak kecil dirinya menghabiskan hidupnya di kampung yang merupakan tanah kelahirannya di Kabupaten Tapanuli Utara.
Karena kedua orangtuanya berlatarbelakang petani, Derman pun bermimpi menjadi seorang sarjana pertanian. Alasanya sederhana karena ingin mengangkat taraf hidup keluarga.
Beberapa tahun berlalu, tepatnya pada 1990 saat dirinya tamat SMA, Derman sangat ingin untuk masuk ke perguruan tinggi dan mengambil jurusan pertanian. Namun impian dari kedua orangtuannya berbeda. Kedua orangtuanya ingin Derman, menjadi seorang tentara.
Setelah mendengar harapan kedua orangtuanya yang inginkan dia menjadi seorang abdi negara, ia pun harus mengubur niatnya menjadi seorang sarjana pertanian.
Dalam rentang waktu beberapa bulan, masih ditahun yang sama 1990, Derman bersama ayanya pergi ke Kota Padang.Tujuannya yakni untuk mendaftar Tamtama, namun perjuangan itu putus di tengah jalan lantaran tes kesehatannya tidak lulus.
Meski gagal, Derman justru tidak merasa kecewa. Pasalnya, menjadi tantara bukan impiannya sejak kecil. Akan tetapi demi membahagiakan kedua orang tuanya, Ia mencoba mengikuti tes UMPTN di Kota Padang ketika itu.
“Waktu tes UMPTN saya ambil IPA Campuran, sayangnya gagal juga,” ujar Derman sebagaimana dikutip Jurnal Security dari Tribun-Papua.com, di Abepura, Sabtu (11/2/2023).
Karena semua perjuanganya di Kota Padang tak satupun yang lulus, iapun kembali ke Kampung halamananya di Kabupaten Tapanuli.
“Dan disitu saya menegaskan kepada kedua orangtua saya untuk merantau ke ibu Kota Provinsi Sumatera di Kota Medan.”
Perjalananpun di mulai, saat di Medan pada tahun1991 sampai 1992, Derman kembali berjuang dengan mengikuti berbagai program CPNS.
“Pada tahun 1992 ada pembukaan tes CPNS golongan 1 B bagian satpam dan office Boy di Pengadilan, saya pun mencoba mengikuti tes CPNS itu, dan puji tuhan ternyata lulus,” ucapnya.
Setelah itu, mulai tahun 1993 dirinya bekerja sebagai petugas satpam di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Namun, selama dirinya berkarir sebagai satpam di TUN Medan, ia merasa tidak puas dan muncul niat untuk masuk kuliah di Universitas Darmawangsa Medan.
“Waktu itu saya memberanikan diri untuk meminta izin atasan karena mau kuliah. Puji Tuhan atasan mengizinkan,” kata Derman.
Walaupun selama kuliah harus membagikan waktu dengan pekerjaan, namun dirinya tidak pernah merasa lelah, iapun terus berjuang hingga pada akhirnya tahun 1998, Ia lulus sarjana di Universitas Darmawangsaan Medan walupun hanya dengan IPK 2,83.
Siapa sangka, dengan IPK yang terhitung rendah, dirinya lulus tes sebagai hakim dan semenjak tahun 1998 Dermawan meninggalkan seragam satpam dan menggunakan jubah hakim.
Jenjang kariernya menjadi hakim sebagain besar di Sumatra Utara, hingga tahun 2021 dirinya dipindahkan ke Pengadilan Negeri Kelas 1A Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi Wakil Ketua.
“Sepuluh bulan saya menjadi wakil ketua di PN Kupang. Setelah itu, saya dipindahkan tugas ke PN Jayapura,” imbuhnya.
Dan sejak waktu itu, 5 Januari 2023 lalu, dirinya telah resmi menjadi Ketua Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1A Jayapura. Adapun program pertama yang ingin dia lakukan yakni memacu semangat dari seluruh jajaran di Pengadilan Negeri Jayapura.
Pasalnya, kata Derman, penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Jayapura masih lamban, bahkan secara kinerja kata Dermawan, Pengadilan Negeri Jayapura masih terbelakang dibandingkan dengan pengadilan lain di Indonesia.
“Saya optimis akan merubah sistem kerja di PN Jayapura untuk lebih cepat lagi, karena saya lihat penyelesaian perkara di PN Jayapura ini masih terhitung lambat,” kata Derman.[lian]