JURNAL SECURITY | Jakarta—Rasa syukur menjadi seorang Satpam harus dinikmati baik secara pekerjaan maupun secara penghasilan. Karena pada hakikatnya setiap Insan manusia tidak pernah merasa puas, tapi ingat dan tahu diri dengan keadaan tentang posisi atau level ditempat pekerjaan.
Janji sebelum bekerja menjadi Satpam “apapun kerjanya yang penting dapat pekerjaan, walaupun jadi Satpam. Ini hanya omongan belaka saja, sebab setelah bekerja banyak penyesalan diantaranya tempat kerja jauh, gaji tidak sesuai dengan pengeluaran, kebanyakan aturan, terlalu ketat, capek, dan lain sebagainya.
Hampir rata-rata pemikiran Satpam yang belum bekerja, pernah merasakan hal yang sama “awalnya nganggur – ngeluhnya mau dapat kerja – setelah dapat kerja – ngeluhnya gajinya kecil”. Itulah titiknya perjuangan untuk mencapai puncak dalam memanfaatkan penghasilan atau gaji yang diterima setiap bulannya.
Sebenarnya berapa gaji Satpam setiap bulannya? Kalau dikalkulasikan sesuai dengan regulasi sekitar Rp. 5.000.000 – an, inipun berdasarkan UMP/UMK Masing-masing. Intinya rata-rata yang diterima Satpam nominalnya segitu, apakah itu cukup untuk kebutuhan sehari-hari, dalam menyambung hidup dalam satu bulan.
Berbicara cukup pasti tidak cukup, itu tergantung dari pribadi Satpam yang mampu mengatur dan pandai memilah antara keinginan dan kebutuhan, karena sebesar apapun gaji atau penghasilan pasti tidak akan cukup “karena semakin besar penghasilan, gaya hidup akan berubah dengan sendirinya” jadi mulailah dari hal yang kecil untuk menjadi yang besar.
Fundamentalnya “sangat sederhana” coba mulai membiasakan mencatat hal-hal yang kecil seperti pengeluaran yang tidak terlalu penting – jangan biasakan untuk memaksakan untuk dimiliki hanya mengikuti ego atau emosi sesaat. Seperti membeli barang yang sudah ada hanya karena mengikuti trend yang modern atau hal lain sebagainya.
Berikut akan diuraikan cara efektif untuk mengatur uang atau gaji yang menjadi penghasilan tetap Satpam setiap bulannya dengan menggunakan metode dan teori dari “Elizabeth Warren – 50/30/20”, untuk mengalokasikan pemasukan bulanan “kebutuhan pokok, keinginan, tabungan dan investasi lainnya”. Namun dalam penerapannya akan digabungkan dengan analisa, identifikasi dan pengalaman dalam menggunakan gaji Satpam setiap bulannya :
#1. Strategi Menggunakan Metode 50 “Kebutuhan Pokok” :
Kebutuhan pokok Satpam sama seperti Sumber daya manusia lainnya dari setiap jenis profesi yang ditekuninya. Hal yang menjadi kebutuhan dasar adalah kebutuhan makan, tempat tinggal, pakaian, dan biaya transportasi di era modern saat ini. kebutuhan ini menjadi kewajiban Satpam dan prioritas utama untuk menjalani kehidupan baik di pekerjaan, lingkungan masyarakat, dan lain sebagainya.
Perhitungan finansial Satpam metode 50, jika penghasilan sekitar 5 jutaan berarti yang akan digunakan untuk kebutuhan pokok sebesar 2,5 jutaan. Jika dihitung dengan rincian dari kebutuhan makan saja diambil rata-rata 25 ribu sehari dikalikan 30 hari menjadi 750 ribu, sedangkan biaya tempat tinggal anggap saja biaya kos/kontrakan 500 ribu, pakaian bisa saja sebulan 500 ribu juga dan biaya transportasi 350 ribuan.
Jadi rata-rata pengeluaran setiap bulannya 2,1 juta dan sisanya 400 ribu rupiah. Biaya tidak terduga lainnya khususnya dalam indikator kebutuhan pokok, biasa digunakan dengan kebutuhan lain dalam kondisi tertentu untuk membantu orang tuanya bayar lisrik “kalau tinggalnya bersama orang tuanya” antisipasi biaya ban kendaraan bocor dijalan bagi yang membawa kendaraan roda dua.
Secara tingkat ekonomi Satpam “cukup riskan” terhadap kehidupan masa akan datang, namum itu semua sudah menjadi jalannya tidak ada jalan pilihan lain “walaupun sebagai batu loncatan atau permanen – ya itu sudah keputusan terakhir. Maka dari itu kalau masih ada sisa dari setiap pengeluaran, pastinya tidak terlalu besar seperti yang sudah diuraikan diatas “400 Ribu Ruliah”, itupun kalau ada sisa.
Sudah 43 tahun lahirnya Satpam. Personal Satpam “kondisi keuangan” masih senin-kemis “ngos-ngosan” dalam mengatur keuangan “kemungkinan besar” kebutuhan pokok hanya pas-pasan bisa-bisa gali lobang tutup lobang. Maka dari itu sebagai sumber daya Satpam Indonesia, harus bisa mengatur kebutuhan pokok supaya setiap bulannya tidak banyak pengeluaran tambahan lainnya. Kata kuncinya “modal kebutuhan pokok sudah ditetapkan 2,5 juta dengan trik atau metode angka 50 diatas.
Beberapa kemungkinan dari analisa kegiatan Satpam seperti “bekerja jalan kaki – memang rumahnya dekat area kerja atau karena tinggal di kos-kosan atau tinggal dikontrakan, bekerja membawa bekal atau nasi dari rumah – bisa saja karena sudah berkeluarga atau yang masih bujangan. Ini hanya kebetulan, tapi tidak semua Satpam sama dalam mengatur keuangan terutama kebutuhan pokok “walaupun indikator pengeluarannya sama”.
#2. Analisa dengan Metode 30 “Keinginan Pribadi” :
Keinginan pribadi Satpam pasti banyak, tapi apalah daya tangan tak sampai artinya bercita-cita ingin membeli ini, mempunyai itu dan ingin mendapatkannya “itu sah-sah saja – karena cita-cita atau bermimpi itu gratis”. Harapan Satpam itu, bagian dari do,a untuk mencapai apa yang di inginkan seperti contoh ingin membeli rumah, membeli kendaraan, membeli tanah, membeli berlian, pergi haji atau umroh, dan lain sebagainya.
Ditinjaun dari metode 30 “tidak mungkin terjadi” karena biaya yang sesuai dengan budget keinginan hanya 1,5 jutaan. Bayangkan saja kalau dibandingkan dengan harapan diatas hanya angin lalu. Tapi tidak jadi permasalahan juga, siapa tahu tuhan mengabulkan disuatu saat nanti harapanya Satpam dikabulkan, walaupun tidak sekarang ini.
Nah, sekarang apa yang bisa diraih dari keinginan Satpam yang bisa diwujudkan dari budget 1,5 juta. Berdasarkan pengalaman uang tersebut bisa digunakan untuk jalan-jalan keluar kota sesuai dengan kotanya masing-masing itupun belum tentu cukup. Entah itu, bersama keluarga, teman-teman dekat, bahkan sama pacarnya, dan komunitas sesama Satpam lainnya.
Pandangan lain walaupun keinginan Satpam pribadi hanya 1,5 juta setiap bulannya, bisa saja Satpam hanya sebagai sampingan atau pekerjaan diluar itu ada juga seperti “istrinya anak orang kaya, mempunyai usaha sendiri, anak orang pengawai pemerintah, dan kegiatan lain yang bisa mengasilkan uang. Namun, tidak banyak Satpam kondisi sepertinya persentasi atau perbandingannya sangat kecil.
Harapannya untuk Satpam seluruh Indonesia “meskipun tidak bisa bergerak keatas – cobalah bergerak kesamping” berpikir mencari kesempatan atau peluang mencari yang lebih baik “jangan bisanya ngeluh dan jalan ditempat, keluar dari zona nyaman. Bisa saja keluar menjadi Satpam, bisa juga menjadi Satpam karyawan tetap, keluar dari tempat lama karena jabatan menjadi kemandan regu “Danru” Satpam, dan pikiran maju lainnya.
#3. Identifikasi dengan Metode 20 “Tabungan dan Investasi” :
Sekarang kita rinci dari metode 20 dengan gaji Satpam 5 jutaan diatas. Kepentingan tabungan dan investasi Satpam hanya sisa uang sebesar 1 jutaan rupiah,
kira-kira mau digunakan untuk apa dari biaya 1 jutaan. Hal ini mungkin tidak setinggi pemikiran dari pengusaha atau pembinsis lainnya, yang bisa dilakukan Satpam adalah “bisa membeli buku, mengikuti seminar, biaya kuliah, menyimpan uang 100-200 ribuan, dan lain sebagainya.
Luangkan waktu untuk terus menabung dan berinvestasi, meskipun kecil-kecilan atau tidak sebanding dengan para pengusaha lainnya seperti :
– membaca buku
– membeli buku
– memperbanyak silatuhrahmi
– menambung 100 ribu sebulan
– mengikuti seminar dan training gratis
– mencari teman dan rekan yang sepadan
– melihat peluang ditempat kerja
– menganlisa dengan pikiran positif
– dan lain sebagainya.
Hal yang membanggakan juga, bila seorang Satpam bisa terus mengembangkan diri secara konsisten dengan kedisiplinan diri untuk terus berjuang dengan berbagai situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Terutama dilihat dari penghasilan atau gaji yang diterima oleh Satpam setiap bulannya.
Hemat, irit, dan perhitungan bukan berarti pelit? melainkan mengetahui keadaan memang pada dasarnya seorang Satpam memang tidak cukup dengan penghasilan 5 jutaan setiap bulannya. Ayo rekan-rekan Satpam seluruh Indonesia, semoga kedepan Satpam menjadi profesi yang membanggakan tentunya akan membuat sejahtera selamanya.
kecerdasan finasial bagian penting untuk tetap bersyukur dan menikmati apa menjadi rezeki Satpam itu sendiri, insan Satpam hanya bisa berusaha untuk mencari rezeki yang lebih. Percaya sama tuhan kita masing-masing, kalau sudah menjadi rezeki tidak akan tertukar kepada tangan orang lain atau terhadap sesama rekan Satpam itu sendiri.
Salam Satpam Indonesia – Hidup Bahagia Bisa Menghemat Uang !!!