JURNALSECURITY.com| Apartemen di Jakarta dalam sebulan terakhir ini rupanya sempat menjadi sorotan banyak media. Bahkan banyak juga netizens yang mengungkapkan keprihatinannya atas tragedi yang menimpa para pemilik hunian.
Kendati tidak menyebabkan korban jiwa, peristiwa ini membuka mata masyarakat bahwa kesadaran tentang keamanan dan keselamatan dalam bangunan vertikal perlu dipahami. Hingga 2016, si jago merah tercatat 1.046 kali berkobar di bangunan dan hunian pada wilayah Jakarta.
Merujuk pada data Dinas Penanggulangan Kebakaran DKI Jakarta, kerugian material mencapai Rp191 Miliar. Tahun lalu, peristiwa kebakaran tercatat terjadi sebanyak 1481, menurut Biro Pusat Statistik, dan paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Timur.
“Menurut riset Rumah.com, 74% pencari properti menganggap faktor keamanan sangat penting saat memutuskan pembelian hunian. Karena itu, pengembang apartemen harus memiliki kepedulian ekstra untuk mengantisipasi kebakaran, sehingga konsumen merasa yakin dalam mengambil keputusan untuk membeli,” ujar Wasudewan, Country Manager Rumah.com.
Di sisi lain, ia menambahkan, konsumen juga perlu tahu cara menghindari kebakaran dan mengantisipasi saat bencana di depan mata.
Senada dengan Wasudewan, Pebriadi, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Organisasi dan Lembaga Badan SAR Nasional (Basarnas) mengatakan “Hal terburuk, seperti yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, akibat minimnya informasi yang diketahui penghuni saat kebakaran terjadi. Bahkan jatuhnya korban tidak selalu karena api, tetapi karena terhimpit pintu atau bahkan jatuh dari tangga,” jelas Pebriadi.
Meski demikian, kebakaran yang terjadi pada apartemen dan sejumlah hunian lain, paling sering diakibatkan karena terjadinya korsleting listrik.
“Hal paling mendasar yang harus dilakukan sebagai penyelamatan awal bagi penghuni yang terjebak dalam peristiwa kebakaran adalah melakukan pengamanan diri sendiri untuk menghindari titik bahaya,” papar Pebriadi.
Untuk pengamanan diri sendiri, Pebriadi merumuskannya dalam lima langkah berikut ini:
- Pelajari denah apartemen
Penghuni harus mempelajari denah apartemen sehingga dapat mengetahui letak pintu darurat yang akan dilalui. Untuk itu, pengembang harus melakukan orientasi pengenalan denah apartemen dan posisi tabung pemadam kebakaran
- Usahakan jangan panik saat terjadi kebakaran
Sikap tenang merupakan faktor kunci yang bisa menyelamatkan Anda. Ingat, api tidak pernah menunggu Basarnas untuk menyelamatkan Anda. Jadi keselamatan Anda hanya Anda sendiri yang bisa jamin. Musuh saat terjadi kebakaran adalah waktu. Jadi, jangan buang-buang waktu memikirkan orang lain, prioritaskan keselamatan Anda.
- Waspadai agar tidak saling tabrak
Ketika kebakaran, listrik otomatis akan mati sehingga akan minim penerangan. Jadi sangat tidak disarankan berlari, karena korban kebakaran biasanya lebih banyak dikarenakan saling tabrak, atau terhimpit pintu karena minim cahaya. Jadi, agar aman keluarlah menuju pintu darurat dengan cara mendekati dinding dan berjalan secara merangkak di lantai.
- Hati-hati menuruni anak tangga
Panik yang tidak terkontrol bisa mengaburkan konsentrasi dalam berpikir. Dan anak tangga pada pintu darurat adalah area yang cukup rawan karena kerap terjadi kecelakaan sehingga menimbulkan korban.
“Ada yang terkilir, jatuh, dan masih banyak lagi. Agar terhindar saat menuruni anak tangga, upayakan untuk tetap merapat ke dinding. Selain itu hindari alas kaki yang bisa menyebabkan cedera seperti high-heels. Namun tetap gunakan alas kaki untuk menghindari serpihan kaca atau benda tajam di lantai,” jelasnya.
- Buka jendela dan berikan sinyal
Terakhir, buka jendela dan duduk di kerangka jendela dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa ada korban yang masih terjebak dan membutuhkan pertolongan.
“Bila memang mendapatkan instruksi adanya pendaratan darurat dari ketinggian, tetaplah tenang. Lalu, dorong tubuh menggunakan kedua tangan dan saat mendarat sebaiknya bertumpu pada kaki, bukan pada lutut Anda,” tutur Pebriadi.
- Pilihlah apartemen dengan sistem keamanan yang baik
Berbicara mengenai antisipasi kebakaran, sebenarnya bisa dilakukan sejak awal saat Anda sedang memilih apartemen.
Leo Tirajoh, Corporate GM Desindo Group selaku pengembang dari Apartemen Citylight Tangerang mengatakan, pengembang yang baik tentu akan memenuhi persyaratan keamanan, terutama untuk meminalisir bahaya kebakaran dan bagaimana memberikan jalur evakuasi yang tepat dan mudah ditemukan.
“Misalnya di setiap lantai harus disediakan tangga darurat, sprinkle & head detector, dan tabung pemadam kebakaran anti ledak. Lalu tidak lupa menginstal jaringan listrik yang baik dan aman. Dan, pemeliharaan alat pemadam kebakaran agar selalu siap digunakan,” ujarnya
Ia juga menyarankan, agar pengembang memberikan edukasi kepada setiap penghuni tentang pencegahan bahaya kebakaran dan memberikan pengenalan denah apartemen untuk mengetahui lokasi pintu darurat. [FR]
Sumber: Rumah.com