JURNALSECURITY | Minneapolis–George Floyd dan polisi yang menindih lehernya hingga tewas, Derek Chauvin, ternyata pernah bekerja bersama sebagai satpam di sebuah club di pusat kota Minneapolis, AS. Keduanya pernah bekerja di El Nuevo Rodeo Club dalam kurun waktu cukup lama, 17 tahun.
Hal tersebut disampaikan bekas pemilik El Nuevo, Maya Santamaria, sebagaimana dikutip CNN.com, Sabtu (30/5/2020). Namun, Santamaria telah menjual club-nya beberapa bulan silam.
Santamaria mengungkapkan, Floyd, yang kerap disapa “pria besar”, dikenal murah senyum. Dia kerap bekerja sebagai satpam pada hari Selasa saat club menggelar pementasan musik urban. Sedangkan, Chauvin bekerja sebagai satpam saat sedang tidak berdinas sebagai polisi.
“Saya tidak bisa menceritakan apakah mereka berdua saling mengenal,” ujar Santamaria.
“Kami bekerja bersama di club di tempat yang berbeda-beda, khususnya setiap Selasa malam secara bergantian. Kami bekerja bersama sebagai tim,” sambungnya.
“Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat,” kata Santamaria.
“Saya terus berteriak di telepon agar Chauvin membebaskan Floyd. Ini sangat mengerikan, sama sekali tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Mengenal Chauvin, saya tidak percaya dia melakukan hal yang tidak berperi kemanusiaan dan tidak mau mendengar rintihan Floyd yang kesulitan bernapas,” tuturnya.
George Floyd meninggal dunia pada Senin (25/5/2020), setelah ditangkap polisi atas laporan membayar dengan menggunakan uang palsu. Saat ditangkap, Floyd ditengkurapkan di atas aspal dan Cahuvin menindih lehernya selama beberapa menit hingga meninggal. Peristiwa tersebut berlangsung di depan sejumah warga, yang lantas merekamnya, dan memviralkan video tersebut.
Insiden tersebut memantik protese besar-besaran tak hanya di Minneapolis, tetapi sejumlah kota di AS.
Chauvin telah dipecat dari dinas kepolisian. Jaksa wilayah Mike Freeman mengungkapkan, Chauvin didakwa pembunuhan tingkat tiga. [fr]
Sumber: BeritaSatu.com