JURNALSECURITY| Banyak fakta memperlihatkan kepada kita bahwa profesi security masih sering dianggap sebelah mata alias remeh. Meski Presiden Jokowi telah mengatakan bahwa profesi Satpam adalah profesi yang mulia.
Satpam adalah garda terdepan yang membantu polisi dalam menjaga keamanan di wilayah kerjanya dan merupakan petugas paling pertama yang ditemui saat kita akan berkunjung ke suatu perusahaan.
Lalu kenapa hal ini bisa terjadi? Salah siapakah?
Mari kita simak beberapa hasil pengamatan yang menurut saya bisa dijadikan referensi untuk sebuah perubahan besar bagi satpam atau security di Indonesia.
- Demand lebih banyak dari sources yang ada
Banyaknya kebutuhan akan petugas keamaman atau security yang mendesak akhirnya membuat buah yang belum matang sudah dipetik untuk dijual. Saking besarnya tingkat kebutuhan untuk petugas keamanan ini, banyak penyedia jasa keamanan ataupun perusahaan pengguna yang kemudian terpaksa mempekerjakan orang-orang yang belum memiliki kualifikasi sebagai satpam atau security. Ini menjadi permasalahan tersendiri sama seperti api dan asap yang selalu berdampingan. Susahnya mencari kandidat yang sudah memiliki kualifikasi satpam menjadikan alternatif seringnya anggota satpam atau security diterima dulu kemudian baru dikirim untuk ikut pendidikan. Nah, kondisi seperti ini seringkali memberikan peluang terjadinya gap antara pemahaman tugas dan tanggung jawab yang harus diemban sehingga sering terjadi kesalahfahaman antar teman ataupun antar departmen bahkan dengan management dan juga orang luar (customer, klien). akibat kurangnya pengetahuan dan wawasan tentang tugas pokok dan kewajiban tersebut dikarenakan petugas keamanan banyak yang belum mendapatkan pendidikan atau sertifikasi yang layak untuk di posisinya tersebut.
- Kebanyakan petugas satpam memilih profesi ini karena gagal mencari pekerjaan lain
Ada banyak fakta dimana petugas satpam atau security yang bekerja di profesi ini tidaklah seutuhnya karena mereka memang hobby dengan profesi ini tapi karena keterpaksaan. Saya pribadi sering bertanya ketika menginterview seorang kandidat petugas security, bertanya kenapa mereka memilih profesi ini, sebagian menjawab ingin mencoba karena tidak tahu harus bekerja apa, sebagian lagi memang karena hobby sebab gagal jadi ABRI atau Polisi dan sebagian besar lagi mengatakan karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain sehingga memilih menjadi satpam atau security. Nah, fakta ini perlu menjadi pertimbangan besar bahwa mereka yang duduk di profesi ini mungkin memang tidak seratus persen memiliki motivasi dan jiwa untuk berkarya di profesi ini. Sehingga seberapa banyak pun pengembangan yang diberikan mungkin tidak akan menajdi maximal. Perlu ada pendekatan yang lebih khusus bagi mereka yang sudah menjalani profesi ini namun belum sepenuhnya bisa mencintainya. Karena biar bagaimanapun motivasi sangat menentukan kesuksesan dalam pekerjaan mereka. Akan sangat membantu jika para pimpinan satpam atau security di masing -masing perusahaan membantu kondisi seperti ini untuk mencapai tingkat motivasi yang maksimum sehingga kualitas dan produktivitas yang diharapkan dari seorang petugas keamanan pun dapat ditingkatkan baik dalam hal menciptakan kemananan dan ketertiban di lingkungan kerjanya termasuk juga dalam membantu Polri melaksanakan kewenangan Kepolisian terbatas di kawasan kerjanya.
- Petugas satpam masih indentik dengan petugas jaga biasa, tukang parkir dan beberapa anggapan lainnya
Tidak dapat dipungkiri bahwa profesi satpam ini masih sering dipandang sebelah mata di beberapa tempat atau perusahaan. Hal ini masih sering terjadi dan sekiranya sebagai seorang praktisi keamanan saya berharap rekan-rekan satpam juga bisa mencari tahu penyebabnya, apa dan penyelesaiannnya seperti apa.
Jika ditanya tentang hal ini, maka saya akan mencoba menyampaikan beberapa pengamatan saya.
- Yang pertama adalah faktor kurangnya pemahaman terhadap tugas pokok, fungsi dan peranan satpam itu sendiri. Ini bisa terjadi di kedua belah pihak baik petugas nya sendiri ataupun pihak lain di luar petugas itu sendiri. Kembali ke point 1, hal diatas bisa menjadi salah satu penyebabnya. Maka sangat diharapkan siapapun dia sebagai petugas keamanan untuk selalu memantaskan dirinya ada di posisi itu dengan bekal pendidikan dan pengetahuan serta wawasan yang sesuai.
- Yang kedua adalah banyak factor pihak-pihak yang tidak mengerti tentang apa itu satpam, namun mengklaim dirinya adalah petugas keamanan dan bahkan menggunakan atribut satpam seperti contohnya: para tukang jaga suatu tempat usaha atau perumahan, tukang parkir, sering kali kita temukan mereka menggunakan atribut satpam, namun mereka sendiri sebenarnya bukan satpam. Nah, dengan menggunakan atribut satpam tersebut maka sering kali para tukang jaga dan tukang parkir ini memberikan kesan bahwa seperti itulah tugas-tugas satpam yang ada, walau sebenarnya tugas-tugas satpam itu jauh lebih luas dan menyeluruh dibandingkan hanya dua pekerjaan tadi.
- Yang ketiga adalah, kurangnya Komitmen dari pihak pengguna satpam. Semua orang tahu dan sering mengatakan bahwa keamanan itu nomor satu alias Security is the First. Namun ketika diminta untuk memenuhi standar dan kebutuhan yang ada untuk menciptakan keamanan itu banyak perusahaan yang maish belum siap. Untuk menciptakan keamanan yang baik tentunya perlu adanya sumber daya yang baik, perlu ada peralatan pendukung yang baik dan perlu adanya sistem kerja yang baik. Bagaimana mungkin anda akan memiliki sumber daya yang baik, sementara gaji yang anda bayarkan bahkan di bawah rata-rata. Bagaimana anda memiliki peralatan pendukung yang baik sementara CCTV saja mungkin hanya dipasang tanpa alat perekam, atau kalaupun ada alat perekam, hanya bisa menyimpan data sampai 3 hari saja. Bagaimana mau memiliki system kerja yang baik, jika Satpam yang ada lebih sering diperuntukan untuk meberikan pelayanan daripada pengawasan, lebih sering disuruh bersih-bersih, angkat koper, memindahkan mobil (valet parking) daripada mengawasi lingkungan kerjanya. Itu hanya beberapa contoh saja. Mungkin banyak contoh lagi yang lannya yang anda bisa temukan. Silakan dikaji sendiri.
- Petugas satpam hanya mengandalkan pengalaman dan pengembangan dari tempat kerjanya saja
Sifat merasa cukup dengan pendidikan dan pengalamam yang ada plus merasa telah nyaman dan memiliki masa kerja yang lama di suatu perusahaan membuat banyak dari anggota satpam sulit untuk mengembangkan dirinya. Kenapa? Ya karena terbatasnya wawasan dan ilmu yang tadi saya sampaikan. Orang bilang semakin banyak kita belajar maka semakin bodoh rasanya. Terkadang perasaan itu membuat mereka tidak baik. Tidak baiknya adalah sering merasa kehilangan senioritas dan selalu merasa dibawah. Sementara ego mereka menuntut harusnya dengan masa kerja dan pengalaman sekian tahun saya sudah diposisi lebih dan tak perlu lagi mengulang-ulang belajar seperti orang baru di dunia Satpam. Akhirnya yang terjadi adalah, mereka sudah puluhan tahun berkerja, tapi wawasan mereka segitu-gitu saja. Maka tidak jarang akhirnya yang terjadi bukan Ilmu yang ditingkatkan, namun kuasa yang ditinggikan. ”Saya lo sudah puluhan tahun menjadi Satpam, masak kamu mau mengajari saya bagaimana menangani kasus ini…” mungkin ungkapan itu sering anda dengar. Ya walaupun kadang agak drama tetapi itu sering terjadi. Alangkah lebih indah kalau ada seseorang memberitahu kita menjawabnya dengan bijaksana “Baik, saya akan pertimbangkan saran yang anda berikan, mungkin ada benarnya, coba nanti kita cari tahu bersama“. Pernyataan seperti itu memberikan peluang untuk belajar dan membuat orang lain merasa lebih terangsang untuk berbagi.
Hal lainnya lagi yang kadang saya amati adalah enggannya seorang petugas Satpam untuk meluangkan waktu, tenaga serta mengalokasikan investasinya untuk menambah wawasan dan pengetahuannya di luar daripada kegiatan latihan yang dia dapatkan di tempat kerjanya. Kelompok tertentu lebih suka meluangkan waktu tenaga dan uangnya untuk hal-hal yang sifatnya tidak urgent namun sering dilakukan demi menyenangkan diri sendiri (saya tidak perlu menyebutkan kegiatannya apa namun itu banyak terjadi) dibandingkan menggunakannya untuk meningkatkan wawasan mereka. Padahal belajar itu tidak selalu mahal. Dengan kecanggihan teknologi sekarang, apa saja gampang dipelajari melalui internet. Banyak ilmu bisa diraih dengan ikut dalam komunitas profesi yang sama karena umumnya di komunitas tersebut anggota komunitas sering saling berbagi tentang ilmu dan wawasan yang terkait dengan profesi tersebut. Ada juga beberapa Seminar yang berbayar namun itu pun tidak selalu mahal tetapi jika kita ikut dan bisa mendapatkan ilmu di situ tentunya akan mampu mengembangkan diri kita ke tingkat yg lebih tinggi sehingga saat kita kembali bekerja itu bisa menjadikan pertimbangan untuk sebuah promosi jabatan atau rekomendasi untuk pindah ke tempat yang lebih baik.
Baiklah, mungkin untuk saat ini cukup sampai disini dulu tulisan saya. Semoga tulisan ini bisa membantu memotivasi para satpam Indonesia untuk bagaimana menjadikan profesi ini benar -benar sebagai pilihan yang harus dijalani dengan baik dan dihargai sebagaimana mestinya supaya kedepan satpam bisa benar -benar menjadi profesi yang mulia dimata semua pihak. Bukan hanya sekedar karena keterpaksaan. Karena apapun yang dijalani tidak dengan sepenuh hati akan sulit dan sering kali menjadi boomerang untuk diri sendiri. Jayalah Satpam Indonesia!
Salam Korsa
Ni Luh Nyoman Sukresni
APSI Bali