JURNALSECURITY| Yogjakarta–Security Summit ke-3 tahun 2018 yang digagas SKK Migas digelar di Hotel Tentrem 17-19 Oktober 2018 Yogyakarta. Pertemuan dua tahunan bidang keamanan tersebut mengambil tema New Paradigm Integrating Security Resilience Into Business Excellence. Sesjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo hadir menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut.
Masalah keamanan di Industri Minyak dan Gas Bumi masih menjadi tantangan yang sampai saat ini masih membutuhkan solusi nyata dan konkret, seiring dengan kondisi sosial dan ekonomi, serta dinamika masyarakat yang terjadi di sekitar wilayah kerja kegiatan usaha migas.
Hal tersebut mengakibatkan kondisi keamanan yang semakin kompleks dan berdampak pada pencapaian target produksi minyak dan gas nasional. Di sisi lain dengan fluktuasi harga minyak saat ini dan kebijakan pemerintah dalam kasus investasi industri minyak dan gas yang berdampak pada isu-isu sosial yang semakin tidak terkendali, sehingga diperlukan inovasi dan kreativitas untuk menjalankan manajemen sistem keamanan yang efektif dan efisien.
Sesjen Wantannas pada kesempatan ini menyampaikan beberapa poin penting terkait masalah pokok di area penambangan yang harus diwaspadai. Diantaranya masalah ganti rugi tanah, kerusakan lingkungan, minimnya lapangan pekerjaan, gangguan sosial, kriminalitas umum, terorisme dan sabotase.
Ia juga menekankan bahwa untuk menjaga kondusifitas di area tambang bisa dilakukan melalui pendekatan kesejahteraan dengan cara penyaluran dana CSR di daerah dan harus benar-benar tepat sasaran, merekrut tenaga kerja dari masyarakat di daerah sekitar, membina masyarkat untuk membuka bisnis laundry, catering dan homestay yang bisa disewakan untuk karyawan tambang, serta mendirikan sekolah kejuruan agar masyarakat setempat bisa siap kerja ketika lulus sekolah nanti, ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana 2018 Security Summit, Putra Jaya mengatakan alasan pengambilan tema acara kali ini karena keberlangsungan bisnis khususnya migas dan sumber daya di dalamnya memerlukan pengamanan ekstra demi terjaminnya kesuksesan.
“Harapan kami komunikasi dan kolaborasi pemangku kepentingan meliputi pemerintah, otoritas pengamanan dan masyarakat bisa sejalan menerapkan konsep pengamanan strategis untuk menyikapi dinamika ancaman, tantangan dan gangguan saat ini dan kedepan,” ujar Putra.
Security Summit 2018 kali ini dihadiri lebih dari 500 peserta konvensi dari dalam dan luar negeri serta menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidangnya.[fr]