JURNALSECURITY.com| Samarinda–Satpam dan warga berhasil melumpuhkan pelaku teror yang membawa bom rakitan di Kantor Bank BRI Cabang Pembantu Suryanata, Samarinda, Kalimantan Timur.
Pria yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun berinisial A itu ditangkap setelah sempat bergumul dengan warga dan satpam Bank BRI, Senin (13/2) pagi sekitar pukul 11.00 Wita.
Tim Gegana bersama tim Jihandak Brimob Polda Kaltim yang datang ke lokasi sekitar pukul 12.00 Wita, langsung melakukan sterilisasi kemudian mengevakuasi benda diduga bom tersebut.
Informasi awal, mula-mula pria yang membawa tas ransel dicurigai sebagai perampok. “Warga menyerbu bank karena mendengar teriakan seorang ibu ketika melihat pelaku masuk ke dalam bank sambil membawa tas ransel,” ujar Budiman, warga Jalan Suryanata Samarinda.
Mendengar teriakan tersebut, satpam Bank BRI Cabang Pembantu Suryanata, Bayu Andi Saputra langsung mencegat pelaku dan menanyakan apa keperluannya.
“Saya sempat tanya apa keperluannya kemudian dia menyerahkan secarik kertas yang berisi permintaan uang Rp50 juta dan mengancam jika tidak diberi akan meledakkan bank tersebut. Pelaku juga sempat menyatakan ia membawa bom,” kata Bayu, dikutip dari antaranews, Senin (13/2/2017).
Satpam bank itu langsung mencoba meringkus pelaku, tetapi mendapatkan perlawanan sehingga sempat terjadi pergumulan sampai di luar kantor bank itu. Warga yang sudah berkumpul di depan bank mencoba membantu menangkap pelaku hingga menyebabkan isi tas ransel berisi bom rakitan tersebut terlempar.
Pelaku akhirnya berhasil diringkus kemudian diserahkan ke Polsekta Samarinda Ulu. Sedangkan, benda diduga bom yang sempat terlempar ke luar dari tas pelaku dibiarkan tergeletak di depan bank. Sekitar pukul 12. 00 Wita tim Gegana dan Jihandak langsung melakukan sterilisasi.
Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Eriadi memastikan, teror bom tersebut tidak terkait jaringan teroris. Benda yang dibawa pelaku merupakan rangkaian bom yang terdiri, kabel, baterai dan aluminium foil.
“Kasus ini tidak terkait terorisme. Pelaku yang merupakan warga Tenggarong, Kutai Kartanegara itu melakukan teror secara pribadi. Motifnya masalah ekonomi yakni, pelaku terlilit utang kemudian meminta uang Rp50 juta ke bank dengan mengancam menggunakan bom rakitan,” kata Eriadi.
“Dari pemeriksaan sementara, pelaku mengaku bisa merangkai bom karena belajar dari YouTube. Bom rakitan tersebut saat ini masih diselidiki oleh tim Jihandak Brimob,” imbuh Kapolres.[FR]