JURNALSECURITY | Jakarta – Lowongan pekerjaan keamanan siber atau cyber security banyak diminati. Namun sayang, talenta keamanan siber yang benar-benar profesional masih sulit dicari perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Kesulitan mencari talenta keamanan siber tidak hanya terjadi di perusahaan Indonesia saja, melainkan juga terjadi di banyak negara seperti Singapura dan Australia.
Berdasarkan data Glints, jumlah lowongan terkait keamanan siber sepanjang Januari-Agustus 2022 di Indonesia dan Singapura sudah melampaui jumlah lowongan yang dibuka dalam 12 bulan pada 2021.
Suplai talenta keamanan siber juga meningkat. Di Indonesia, pelamar pekerjaan terkait keamanan siber di Indonesia naik dua kali lipat (134%) dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut CEO & Co-Founder Horangi Paul Hadjy, kurangnya talenta keamanan siber di Indonesia, dapat dikaitkan dengan dua faktor utama. Pertama karena kurangnya institusi pendidikan tinggi yang menawarkan kursus atau gelar keamanan siber.
Kedua, rendahnya kesadaran akan keamanan siber secara umum, meskipun Hadjy yakin ini tidak akan menjadi masalah dalam waktu dekat karena pemerintah Indonesia telah mendorong inisiatif kesadaran keamanan siber di tingkat federal dan regional, dan membuat undang-undang baru.
“Misalnya, Undang-Undang Perlindungan Data baru yang dirilis pada awal September 2022 bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran keamanan siber di Indonesia,” ujar Hadjy sebagaimana dinukil Jurnal Security dari CNBC Indoesia.
Selain itu, tidak ada cukup instruktur untuk memenuhi penyediaan kursus dan gelar keamanan siber. Ini bisa berasal dari kurangnya veteran industri yang cukup berpengalaman yang dapat mengajar paruh waktu atau menjadi akademisi penuh waktu.
Ia juga mengatakan bahwa kesadaran akan keamanan di Indonesia secara umum masih rendah. Akibatnya, sebagian besar anak muda tidak menyadari keamanan siber sebagai jalur karier yang layak dan karena itu tidak mengejarnya.
“Sebagian besar anak muda akan terus memilih karier “lurus” dan “tradisional” di bidang TI seperti programmer, administrator sistem, dan lainnya.” pungkasnya.[lian]