JURNAL SECURITY | Jakarta–Satuan Pengamanan (Satpam) melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan SOP (Standard Operational Procedure) yang telah dibuat dan ditetapkan oleh pimpinan perusahaan baik user “pemilik perusahaan satpam atau klien sebagai pengguna jasa pengamanan”.
Tugas Satuan Pengamanan (Satpam) masih banyak ambigu atau ketidakjelasan seperti “melaksanakan tugas dan tanggung jawab selama 1 x 24 jam dalam situasi dan kondisi tanpa ada gangguan keamanan”. Inikan sangat luas, bisa-bisa semuanya dikerjakan yang penting aman, yang penting mengikuti perintah dan seterusnya.
Dengan persepsi negatif tentang Satpam hanya terlihat atau terkesan berdiri doank, duduk doank bahkan dikatakan jalan-jalan doank. Memang tugasnya Satpam seperti itu, namun tetap waspada mengawasi situasi di lingkungan kerja, kalau yang tidak tahu pasti bilangnya doank-doank-dan doank tadi…Ya Kan?
Logika Kambing Hitam untuk Satpam
Yang lucunya lagi kalau ada masalah, security selalu dipertanyakan sedangkan permasalahan disebabkan oleh kelalaian customer itu sendiri karena lantainya licin lalu terpeleset, yang kedua mungkin karyawan sangat sibuk menggunakan handphone sehingga menambrak pintu kaca pembatas, dan lain sebagainya.
Kemudian terkait memberikan respon yang tadinya karyawan minta tolong kepada Satpam “untuk mengangkat galon” karena Satpam peduli maka dibantu oleh Satpam tersebut, namun di waktu yang berbeda “karena Satpam sibuk dengan tugasnya masing-masing” lalu karyawan komplain karena dispenser galon belum di isi “Satpam yang disalahkan”?.
Awalnya membantu akhirnya Satpam di komplain dan di marah-marah? Tidak hanya itu, karena galon tersebut Satpam dianggap kinerja tidak baik. Inilah menjadi salah kaprah, bukan tugas pokok Satpam “tambah di caci maki”, bagi yang tidak memahami hal ini, akan berdampak negatif terhadap performamce Satpam secara keseluruhan.
Yang lebih Anehnya lagi, ada hal-hal yang tidak masuk diakal “kontrak kerja Satpam tidak melakukan penjagaan dan pengamanan diarea parkir Motor” tiba-tiba motor customer hilang atau rusak, yang tanggung jawab tetap Satpam. Oleh karena itu, Satpam di cari, ditanyakan dan dikomplain dalam kondisi kejadian atau kendaaran darurat yang tidak menentu tersebut.
Ada lagi pengalaman, dalam ruang lingkup terbatas Satpam tidak melaksanakan patroli diarea tersebut, kemudian menerima laporan ada kehilangan barang internal yang nilai ratusan juta rupiah. Satpam diminta mempertanggung jawabkan hal tersebut, dengan harapan uang yang hilang bisa ditemukan.
Jika tidak ditemukan, pemilik atau penyedia jasa Satpam akan diancam putus kontrak kerja sama oleh pengguna jasa Satpam “yakni klien” karena kinerja Satpam buruk. Padahal Satpam belum tentu salah juga, bisa saja maling teriak maling “ini lah yang menjadi kekhawatiran dan ketakutan sepanjang melakukan pengamanan di area kerjanya klien “.
Satuan Pengamanan (Satpam) menjadi momok dalam lingkungan pekerjaan. Terlebih menghadapi permasalahan yang terjadi baik langsung atau kejadian di masa lalu, terkadang menjadi bahan pertimbangan dengan kinerja Satpam yang dilakukan, meskipun keadaan Aman-aman saja.
Satpam di ungkit-ungkit terus sampai tidak bisa bernapas “baik tidak di puji—itu kan memang tugas Satpam tapi kalau kinerja jelek di ejek-ejek terus” dibahas terus, seolah-olah Satpam tidak berguna. Padahal sumbangsih Satpam sangat luar biasa, dalam kondisi apapun Satpam ada di dalam lingkungan kerja yang menjadi tanggung jawab-nya.
Fenomena dan Fakta
Dikit-dikit nyalahin Satpam?
Dikit-dikit Satpam dikomplain?
Dikit-dikit Satpam dimarahin?
Dikit-dikit nanyain Satpam?
Dikit-dikit Satpam nggak dipercaya?
Dikit-dikit Satpam tidak dianggap?
Dikit-dikit Satpam dicurigai?
Dan Dikit-dikit Satpam Tempatnya Salah?
Ada istilah Juga bahwa “Tugas Satpam A-Z tambah 10.000 itu belum cukup” sehingga apapun yang menjadi perintah dari atasan atau pimpinan bahkan pengguna jasa Satpam, tetap diikuti walaupun tidak semestinya dilakukan. Kadang-kadang seperti buah simalaka “tidak dikuti mati bapak dan diikuti mati ibu”,benar tidak dipuji salah dicaci maki “itulah sejatinya Satpam”.
Tapi ingat, Satpam juga manusia punya hati dan pikiran “paham juga apa yang sampaikan” hanya saja Satpam masih punya etika yang bisa menjaga tindakan dan perbuatan agar tidak menjadi pembakang atau tidak nurut, sebetulnya Satpam tahu kalau itu salah tidak perlu dilakukan. Karena takut, terpaksa dilakukan apapun perintahnya terutama dari pihak yang berkepentingan.
Jangan jadi Kambing Hitam Belaka
“Pengguna jasa Satpam harus paham juga tentang Satpam jangan asal pilih dan asal karena murah, kemudian dipakai Satpamnya”. Waspada juga dengan permainan, entah itu salam tempel, bermain di bawah meja, karena pertemanan, karena tidak enak, dan alasan lainnya.
“Penyedia jasa Satpam, jangan bilang siap-siap Saja ‘batasi juga ruang lingkup yang dijaga dan diamankan’ jangan mentang-mentang ingin dapat proyek semua di iakan”. Jangan terjebak untuk mendapat proyek, yang belum tentu menguntungkan ‘terkadang ada juga yang disengaja perusahaan sudah bangkrut’ malah tetap memaksa menggunakan jasa Satpam tersebut.
“Petugas Satpam harus tunjukan profesional dalam kondisi apapun, biar persepsi orang lain tetap positif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang mulia ini”. Makanya Satpam harus berpenampilan baik, disiplin, peduli ingin menegeru dan memberikan pelayanan, dan bisa beradaptasi di setiap tindakan dan perbuatan.
“Pihak berkepentingan lainnya, jangan hanya koordinasi saja terima bayaran kemudian tidak berbuat apa-apa, edukasi kepada semuanya agar Satpam tidak di salahkan”. Kalau mau audit Satpam “jangan pilih-pilih” coba saja jangan hanya penyedia jas Satpam yang di audit, sekali-kali di dokrin pengguna jasa kenapa bisa memilih Satpam yang tidak masuk kualifikasi”.
Sahabat Satpam “Semoga Tetap Senantiasa diberikan Kesehatan” Salam Security Karir !!!