JURNALSECURITY | Medan — Sebuah video yang bernarasi sekelompok pria yang mengaku polisi ingin menangkap seorang remaja di Jalan Abdul Hakim, Medan viral di media sosial. Sekelompok pria tersebut mengendarai satu mobil dengan plat ditutup lakban.
Salah satu satpam yang berjaga di lokasi kemudian menceritakan peristiwa tersebut. Peristiwa upaya penangkapan itu terjadi di Cafe Titik 11 yang berada di kompleks perumahan Villa Setia Budi Garden, Jalan Abdul Hakim, Medan Selayang. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (2/6/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.
Satpam perumahan, Dika mengatakan saat kejadian dia sedang berada di salah satu mini market di sekitar lokasi. Ia melihat sebuah mobil Avanza Veloz berwarna hitam masuk ke parkiran kafe
“Kebetulan aku lagi di Indomaret itu, kemudian ada mobil Avanza Veloz, dia mundur terus masuk ke (parkiran) kafe itu,” kata Dika sebagaimana dinukil Jurnal Security dari detikSumut saat ditemui di lokasi, Sabtu (3/6/2023).
Saat itu, kafe tersebut dalam kondisi tidak beroperasi, hanya saja pemilik kafe dan beberapa temannya berada di dalam. Kemudian dari mobil keluar empat orang pria dan langsung masuk ke kafe.
“Kafe itu lagi tutup, tapi (pintunya) dibuka dikit, orang itu duduk-duduk di dalam, kemudian keluar empat orang (dari mobil) lalu masuk ke dalam (kafe),” ucapnya.
Dika menyebutkan tidak terlalu mengindahkan hal tersebut karena menduga itu adalah kawannya Rafly, pemilik kafe. Namun saat balik menuju pos Satpam, kawan Rafly, meminta tolong kepada dirinya.
“Pas saya sampai sini (pos satpam), kemudian ada minta tolong di situ, kawan itu, sampai ditarik-tarik, dicekik lah,” sebutnya.
Melihat kejadian itu, Dika langsung menghampiri kafe itu dan menanyakan penyebabnya. Pria yang mengaku polisi itu mengucapkan jika kawan Rafly yang hendak mereka tangkap itu sudah menggelapkan uang ratusan juta.
“Terus kami datangi, masalah apa Pak? katanya menggelapkan uang ratusan juta,” ujarnya.
Namun kawannya Rafly itu membantah telah melakukan penggelapan. Dia pun tidak tahu apa salahnya, tiba-tiba empat orang pria itu datang menunjukkan foto dan langsung menariknya.
Melihat situasi itu, Dika kemudian meminta surat penangkapan dan kartu tanda anggota (KTA) mereka, termasuk dari Polsek mana mereka berasal. Namun empat pria tersebut tidak bisa menunjukkan dan berdalih jika sedang kondisi darurat.
“Surat penangkapan dan KTA kalian ada, ku tanya gitu, ‘nggak ada ini darurat’ katanya gitu, KTA pun nggak ada ditunjukkannya,” bebernya.
Karena tidak mampu menunjukkan surat penangkapan dan KTA, mereka kemudian menahan agar kawannya Rafly itu tidak dibawa. Pria yang mengaku polisi itu lun kemudian sibuk menelpon seseorang yang dia sebut korban penggelapan.
“Dia kemungkinan nelpon yang disebut korban, ya udah kami minta dia panggil sekarang ke sini,” katanya.
Namun yang ditelepon pria tersebut tidak jelas dan bilang akan ke Polsek. Empat orang pria tersebut akhirnya pergi dari lokasi karena warga pun sudah ramai di lokasi.
“Lalu telepon-telepon, nggak jelas, dibilang bertemu di Polsek, kemudian lari dia soalnya warga pun udah ramai di sini,” pungkasnya.[lian]