JURNALSECURITY| Jakarta–Massa yang berunjuk rasa di depan kantor PT G4S di Jalan Ciputat Raya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2018) menuntut sejumlah hal kepada perusahaan penyalur tenaga keamanan itu.
Pimpinan aksi sekaligus pimpinan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta, Kardinal mengatakan, massa mewakili lebih dari 700 satpam dan tenaga keamanan yang bekerja di bawah PT G4S.
“Rata-rata kami kalau PT G4S jasa pengiriman uang dan sekuriti perusahaan,” kata Kardinal di Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2018).
Menurut Kardinal, para satpam dan tenaga keamanan mengeluhkan status hubungan kerja yang dijalankan PT G4S.
Sebagian besar pekerja mengaku memperpanjang kontrak lebih dari tiga kali bahkan sampai dioper ke perusahaan lain.
“Jadi kami dioper dari PT G4S ke perusahaan lain yang dia buat, kemudian kalau sudah tiga kali, dioper lagi nanti,” ujar Kardinal.
Meski sudah bertahun-tahun bekerja, para tenaga keamanan ini tak dapat menikmati tunjangan. Mereka mengeluhkan minimnya upah yang mereka terima kendati kantor atau bank tempat mereka bekerja sehari-hari ditagih gaji hingga belasan juta rupiah.
“Contohnya ini satpam kantor Facebook Indonesia, dia terima tiap bulan cuma Rp 5.000.000, padahal Facebook ditagih sama PT G4S sebulan Rp 25.000.000,” kata dia.
Selain itu, para tenaga keamanan juga mengeluhkan pemberangusan serikat buruh atau union busting.
Ia mengatakan, salah seorang pimpinan serikat disebut baru mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak.
“Pimpinan kami di-PHK. Padahal, dari Dinas Tenaga Kerja DKI dikatakan pemberhentian harus melalui mekanisme yang adil,” ujar Kardinal.
Kepala Bidang Pengawas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian DKI Khadik Triyanto mengatakan, pihaknya sudah berusaha melakukan mediasi PT G4S dan pekerjanya.
“Sudah ditangani Suku Dinas Tenaga Kerja Jaksel, ada nota ketetapan soal upah. PT G4S mengajukan banding sehingga belum ada putusan inkracht (tetap),” ujar Khadik. [fr]
Sumber: Kompas.com