JURNALSECURITY | Malang–Bukan hanya mengamankan tapi juga melayani, itulah yang menjadi sebab perempuan bernama Dea Novitasari Mulyana ini menikmati profesinya sebagai security wanita atau Secwan di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM).
Mantan penari dancer sekolah yang biasa dipanggil Dea ini memulai karir satpam sejak tahun 2019, tepatnya pada bulan Ramadhan. “Dengan menjadi satpam saya tidak hanya mengamankan tetapi juga memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya kepada Jurnal Security, Jumat (3/7/2020).
Selain pengamanan dan melayani, Dea memang senang dengan aktivitas yang berbau kemiliteran. Ia juga senang berorganisasi dan bersosialisasi dengan orang baru. Sebelum menjadi satpam, Dea pernah bekerja sebagai ticketing reservasi di Juanda Suarabaya. “Alhamdulillah sekarang menjadi satpam organik, ikut dengan RS UMM,” papar pemilik tinggi badan 165 cm.
Meskipun terbilang yunior di dunia satpam, Dea merasa senang dan fun dengan para senior, karena mereka sangat baik terhadap dirinya. “Saya juga senang humor jadi saat kerja saya tidak merasa jenuh,” jelasnya.
Terkadang ada rasa jenuh saat menjalankan tugas, namun Dea punya cara tersendiri untuk menghindari kejenuhan, salah satunya dengan cara mengajak ngobrol pasien yang ada di sekitar saya.
“Selain menghilangkan jenuh, saya juga bertujuan untuk menghibur mereka agar semangat untuk sembuh,” tutur gadis kelahiran Tulungagung 4 November 1998.
Bagi Dea, profesi satpam sangat mulia, karena satpam baginya adalah garda terdepan sebuah instansi. Seseorang pertama datang pasti berjumpaa dengan satpam. Saat satpam ramah, maka nilai plus perusahaan tersebut pasti akan meningkat di mata masyarakat.
Selama menjadi secwan di rumah sakit, Dea punya pengalaman memandikan jenazah di rumah sakit. “Saya tidak hanya sebagai satpam tapi saya juga petugas jenazah di tempat kerja saya. Saat itu semua keluarga almarhum memuji saya tiada habisnya karena tidak menyangka karena seragam saya satpam tetapi saya memandikan jenazah,” kenangnya.
Selain memandikan jenazah, Dea juga pernah menurunkan pasien dari mobil, ternyata sang pasien dalam pengawasan (PDP). “Sudah sering kayak gitu saya, ya semua dijalani dengan ikhlas, insyallah aman,” kata pemilik ijazah Gada Pratama ini.
Dea merasakan, menjadi satpam di rumah sakit mempunyai banyak hikmah, diantaranya bisa menerapkan hidup sehat di lingkungan rumah. Membantu memberikan informasi mengenai kesehatan juga kepada masyarakat sekitar rumah. “Menjadi satpam di rumah sakit juga paham sedikit mengenai medis. Membantu pasien juga ada pelatihannya di sini,” jelasnya.
Dea berpesan kepada rekan-rekan seprofesi untuk tetap semangat memberikan keamanan dan pelayanan. “Hiraukan omongan orang yang bisanya hanya mematahkan semangat kita untuk bekerja,” tegas perempaun yang memiliki kata bijak “Layananku adalah pengabdianku“.[fr]