JURNALSECURITY | Australia – Pasca seorang penjaga keamanan (Sekuriti) di sebuah hotel terpapar virus corona, dua juta warga Australia memulai hari pertama mereka dari penguncian virus corona yang ketat mulai Senin setelah penemuan satu kasus COVID-19 di masyarakat setempat di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat.
Pihak berwenang Australia memerintahkan penguncian selama lima hari di Perth, untuk mengarantina orang-orang yang kembali dari luar negeri ditemukan tertular virus corona.
Pemerintah negara bagian mengatakan sebanyak 66 orang yang melakukan kontak dengan sekuriti yang tidak dikenal itu dan tidak ada dari mereka yang telah diuji terinfeksi.
Pemimpin negara bagian Australia Barat Mark McGowan kepada wartawan di Perth, mengatakan sebagai tindakan pencegahan dari total 13 kontak dekat yang sekarang telah dinyatakan negatif dan dari 11 kontak berisiko tinggi itu telah dipindahkan ke karantina hotel
“Tes pada kontak dekat lainnya diharapkan akan selesai pada hari Senin,” ujar McGowan.
Australia telah berhasil menahan sebagian besar epidemi COVID-19 – membatasi kasus hingga hampir 29.000 dan kematian hingga 909 – dengan jenis tindakan tegas yang terlihat di Perth, dan kontrol perbatasan yang ketat.
Kampanye vaksin akan dimulai bulan ini, yang menurut Perdana Menteri Scott Morrison akan menelan biaya setidaknya 6,3 miliar dolar Australia atau Rp67,2 triliun.
Australia telah berjanji untuk membelanjakan 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun.
Tetapi Morrison mengatakan pemerintahnya telah menyisihkan 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun lagi untuk membayar peluncuran vaksin COVID-19.
Strategi ini, lanjutnya, didukung oleh alokasi awal sekitar 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun dalam dukungan baru untuk peluncuran vaksin.
“Ini di atas lebih dari 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun yang dialokasikan untuk pembelian vaksin,” kata Morrison dalam pidatonya di Canberra.[lian]