JURNALSECURITY | Jakarta — Assalamualaikum Wr.Wb Selamat malam. Semoga kita dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.
Malam ini kami coba berkisah tentang satuan pengamanan (Satpam) profesional dan puncak karier seorang Petugas keamanan alias satpam.
Satpam adalah salah satu profesi yang tidak banyak dilirik orang banyak, mungkin hanya beberapa persen saja orang tertarik dengan profesi ini. Dari tanya jawab penulis dengan mereka yang bekerja sebagai satpam, rata-rata mereka bekerja sebagai satpam karena sulitnya mencari pekerjaan.
Selain itu ada juga yang karena faktor lain seperti karena tidak lolos menjadi TNI, Polri atau test CPNS, serta ingin kuliah namun tidak ada biaya. Bahkan, ada juga yang karena faktor usia dan tidak ada pengangkatan karyawan tetap sehingga putus kontak kerja lalu memutuskan menjadi Satpam.
Kalau kita renungkan bersama, pekerjaan satpam hanya menjadi pelampiasan semata karena tidak ada pekerjaan lain, hingga akhirnya memutuskan menjadi satpam Hehehe.
Berdasarkan studi kasus ini penulis coba menarik ke belakang apakah yang menyebabkan profesi Satpam tidak menjadi sebuah kebanggan seperti profesi yang lain di mata para pencari kerja.
Tentu ada yang salah dalam hal ini, karena penulis yakin cita-cita mulia Bapak Pendiri Satpam Jenderal Polisi Awaloedin Djamin, selain menjadikan satpam sebagai unsur pembantu Polri dalam menjalankan tugas pengamanan di area terbatas, juga ingin menjadikan satpam suatu profesi yang setara dengan profesi yang lainnya.
Dari hal ini kami pun bertanya-tanya apakah yang salah dalam hal ini?
- Apakah materi pelatihan yang kurang tepat sehingga masih banyak satpam yang sudah memiliki sertifikasi tetapi kemampuannya masih biasa saja alias tidak mengerti tupoksinya sebagai Satpam.
- Apakah kurangnya perhatian Polri dan pemerintah terhadap satpam, padahal jumlah satpam di Indonesia saat ini lebih dari 3 kali lipat jumlah petugas Polri.
Sebagai Praktisi satpam penulis kadang sedih melihat banyak anggota Satpam yang sudah mengikuti pelatihan dengan biaya sendiri dan mahal tetapi sulit mencari pekerjaan.
Akhirnya mau tidak mau menuangkan ide atau gagasan melalui menulis yang bisa dilakukan. Dari kutipan di atas akhir kami tergerak untuk mencari tahu bagai mana menjadi Satpam Profesional.
Sedikit berkisah penulis adalah satpam karier yang merintis dari nol. Penulis juga telah mengikuti semua pelatihan Satpam dari Gada Pratama, Gada Madya dan Gada Utama. Tidak hanya sampai di situ saja, penulis juga mengikuti pelatihan yang lain seperti pelatihan K3, analisis, pembicara, dan penulis. Dari pelatihan tersebut saya mendapatkan gelar non akademik CIB dan CPRM.
Dengan mengikuti pelatihan tersebut akhirnya penulis sedikit tahu makna dari profesional dan membuat penulis terus harus belajar tentang ilmu Satpam agar menjadi professional.
Buah dari kerja keras tersebut membuahkan hasil. Pasalnya di bulan September 2021, perusahaan yang pernah penulis dirikan bersama dengan mantan user penulis akhirnya dapat mulai beraktifitas dengan izin yang telah lengkap dan mempunyai legalitas yang sah.
Penulis berdua dengan mantan atasan saya sekaligus user saya menjalankan perusahaan dengan penuh kerja keras dan berupaya merubah penilaian orang banyak bahwa Satpam adalah pekerjaan yang biasa saja dengan tidak jelas.
Sedikit demi sedikit project perusahaan berhasil kami raih dan kami pun terus fokus pada pelayanan dan kualitas satpam yang kami berikan kepada pengguna jasa perusahaan kami.
Dari banyak belajar dan mengikuti pelatihan dan training Security dan Safety semua keluhan calon pengguna jasa dapat kami jawab dan dapat kami realisasikan sebagai bukti profesional kami mengelola perusahaan kami.
Alhamdulillah masuk di bulan ke 9 ini kami telah menerima kepercayaan sebanyak 10 Perusahaan dan alhamdulillah tingkat kepuasan klien cukup puas dengan service yang diberikan.
Jadi, menurut hemat kami walaupun pekerjaan satpam tersebut bukan pekerjaan unggulan atau bukan profesi yang menurut orang lain menjanjikan, tetapi dengan tekad yang kuat kita rubah penilaian tersebut.
Pertama, bahwa satpam adalah profesi yang menjanjikan jika kita bisa membuktikan keprofesionalan kita dalam menjalankan profesi satpam. Kedua, kita rubah mindset kita jika satpam dikatakan bukan pekerjaan unggulan menjadi satpam merupakan profesi yang dapat di unggulkan.
Mungkin pelatihan atau kurikulum satpam masih belum lengkap, tetapi dengan tekad yang kuat dan terus belajar kami yakin kita dapat menambah wawasan kita terkait kemampuan satpam dengan membaca atau mengikuti pelatihan sering di adakan oleh praktisi satpam Indonesia.
Mungkin juga selama ini perhatian Polri dan pemerintah masih kurang, akan tetapi kita wajib berjuang dan membuktikannya agar dapat memberikan sumbangsih kita kepada sebagai rakyat Indonesia dapat hadir dalam membantu tugas Polri dalam menjaga kamtibmas di lingkungan kerja kita masing-masing.
Kami yakin dengan berbuat dan bertindak secara mandiri suatu saat nanti Polri dan juga pemerintah akan terketuk hatinya untuk membuat AD/ART, bahkan undang undang terkait perlindungan profesi satpam dan juga tidak menutup kemungkinan seleksi calon satpam akan lebih profesional sehingga menciptakan calon-calon satpam yang professional.
Dengan begitu, upah profesi satpam menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang. Minimal sesuai sesuai UMK.
Penulis merasa optimis, bapak asuh kita (Polri) akan dapat menertibkan perusahaan yang memberikan upah di bawah standar sehingga profesi kita dapat lebih di hargai bukan sebagai pekerja pelengkap disuatu instansi perusahaan.
Kegundahan penulis sebagai praktisi satpam dituangkan melalui tulisan ini. Semoga pembaca dapat memetik hikmah dari tulisan yang disajikan sebagai motivasi dan pembangkit semangat dalam menjalankan profesi satpam yang kita cintai ini.