JURNAL SECURITY | Tanpa perjuangan, tidak ada pencapaian yang berarti. Ungkapan ini menggambarkan dengan jelas perjalanan hidup Dwi Hasan Sanusi, pemuda asal Polehan, Malang, yang kini menempati posisi sebagai Store Manager di Center Market dan Center Point, Mal Olympic Garden (MOG) Malang.
Kesuksesan yang diraihnya tidak datang dengan mudah. Di balik pencapaiannya terdapat kisah yang panjang, penuh ketekunan dan dedikasi.
Perjalanan Hasan dimulai pada tahun 1999, saat ia lulus dari SMA Taman Madya Malang. Ia memulai kariernya sebagai juru parkir di Mitra 2 Department Store. Meskipun pekerjaannya sering dianggap sepele oleh orang lain, Hasan menjalani tugasnya dengan penuh kesungguhan. Ia tidak membiarkan pandangan negatif memengaruhi semangatnya; sebaliknya, ia bertekad untuk menjadikan setiap kesempatan sebagai momen untuk belajar dan berkembang.
“Saya bekerja sebagai tukang parkir, lalu naik ke bagian gudang. Ketika toko itu tutup, saya sempat menjadi sopir selama dua bulan,” ujar Hasan mengenang masa-masa sulitnya seperti dilansir malangposcomedia.id.
Keuletan Hasan membawanya ke pintu baru dalam kariernya. Ia diterima sebagai petugas keamanan atau satpam di Center Point, MOG, di mana ia mulai menunjukkan keberanian dan tanggung jawab yang luar biasa. Selain menjalankan tugas menjaga toko, Hasan juga tidak ragu untuk menangkap pencuri dan penguntit. Tindakan-tindakannya ini berhasil menciptakan suasana aman bagi pengunjung dan karyawan.
Ketekunan dan dedikasi Hasan tidak luput dari perhatian pihak manajemen. Berkat kinerjanya yang mengesankan, ia dipromosikan mulai dari posisi kepala keamanan, kemudian menjadi supervisor toko, hingga akhirnya mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai store manager pada tahun 2018. Ini adalah sebuah pencapaian yang membanggakan, terutama mengingat Hasan adalah satu-satunya store manager di antara 24 manajer di perusahaan tersebut yang hanya memiliki latar belakang pendidikan SMA pada saat itu.
Namun, perjalanan ini tidak lahir tanpa pengorbanan. Hasan telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan integritas, seseorang dapat mencapai puncak karier meskipun memulai dari titik yang jauh dari ideal.
“Motivasi saya adalah bapak saya. Beliau seorang tukang becak yang bekerja keras membesarkan saya. Melihat perjuangan bapak, saya ingin membanggakan orang tua,” kata Hasan.
Pesan sederhana dari orang tuanya menjadi fondasi hidup Hasan: jujur, disiplin, totalitas, loyalitas, dan jangan mengejar jabatan. Ia percaya bahwa bekerja dengan hati dan niat baik akan mendatangkan hasil yang memuaskan.
“Bapak ingin saya melanjutkan kuliah, dan keinginan orang tua tak pernah saya tolak. Akhirnya saya mengambil S1 di STIE Indocakti Malang, jurusan Manajemen. Alhamdulillah, saya lulus tepat waktu dan menjadi lulusan terbaik,” ujarnya dengan bangga.
Kini Hasan telah mencapai banyak hal yang dulu hanya bisa ia impikan. Namun, sikapnya tetap rendah hati. Ia selalu mengingat asal-usulnya dan berterima kasih atas perjuangan orang tuanya.
“Bagaimanapun, semuanya berkat orang tua. Kita tidak boleh sombong. Semua manusia sama. Yang membedakan hanyalah keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tandasnya.
Ia juga percaya bahwa kesuksesan bukan sekadar hasil, tetapi juga bagaimana seseorang menjalani proses dengan penuh integritas. Baginya, pencapaian adalah sarana untuk memberi dampak positif kepada orang lain dan menjadi inspirasi bahwa mimpi dapat diwujudkan jika diperjuangkan.
Baginya kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan untuk terus belajar, berkembang, dan memberikan yang terbaik. Ceritanya tidak hanya menjadi inspirasi bagi mereka yang sedang berjuang, tetapi juga pengingat bahwa keberhasilan akan datang pada mereka yang bersedia bekerja keras dan tetap rendah hati.[]