JURNALSECURITY| Bandung– Nasib guru honorer memang masih memprihatinkan. Ini pula yang dialami oleh Jajang Hidayat (49), guru honorer di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung yang sekaligus nyambi jadi satpam.
Jajang mengaku sudah 21 tahun mengabdikan dirinya menjadi guru honorer. Selama pengabdiannya itu, Jajang sempat mendapatkan honor hanya puluhan ribu rupiah. Saat ini ia mengaku hanya memperoleh Rp100.000 per bulan.
“Upah kerja guru honorer tidak sampai besaran upah minimum kabupaten (UMK) Bandung,” papar Jajang seperti dilansir galamedianews.com di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Senin (25/11/2019).
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Jajang memiliki pekerjaan tambahan, yaitu menjadi satuan petugas pengamanan (satpam). Di antara dua pekerjaan itu, ia berusaha untuk mengatur waktu supaya keduanya bisa dilaksanakan antara profesi guru dan petugas satpam.
“Saya tak bisa mengandalkan penghasilan hanya dari seorang guru honorer. Untuk tambahan kebutuhan ekonomi keluarga, terpaksa saya harus menjadi satpam. Intinya, supaya kebutuhan rumah tangga tercukupi,” akunya.
Tetapi sebagai guru lulusan strata satu STKIP Bale Bandung, tidak terlalu menyikapi berapa upah honorer yang diterima. Terpenting bagi ayah dua orang anak ini bagaimana, ilmu yang dimilikinya bermanfaat bagi anak didik.
“Jadi guru honorer itu sangat berkesan. Bisa berbagi ilmu dengan anak didik,” papar Jajang.
Melihat anak didik yang tetap ceria dan bahagia, tentunya dapat menguatkan dirinya untuk tetap semangat dalam mengabdi. Keceriaan anak didik menjadi “obat” yang mujarab untuk melupakan status guru honorer yang selama ini diperjuangkannya.
“Kita sebagai guru harus tetap semangat, walau honornya kecil. Tetapi hal itu bagian dari perjuangan. Tanpa perjuangan, hidup kita pun tak akan berarti,” katanya.
Walau sudah cukup waktu untuk menguras energi, ia pun tetap masih menyimpan energi positif dan harapannya kepada pemerintah. Sebagai guru honorer ia terus ikhtiar dan memperjuangkan nasibnya. Dengan harapan ada keberuntungan bagi para guru honorer.
“Kami berharap, guru honorer bisa diangkat menjadi CPNS. Tanpa melalui tes. Pasalnya, guru honorer dengan masa kerja 21 tahun, bahkan ada yang mencapai 25 tahun, sudah beberapa kali mengikuti tes CPNS. Apa yang dirasakan CPNS, hanya gigit jari karena keberuntungan belum berpihak,” tuturnya. [fr]