JURNALSECURITY.com| Tangerang—Maling di wilayah Tangerang sedang merajalela, tak tanggung-tanggung dalam sepekan 10 kontrakan di Tangerang dibobol maling.
Terakhir terjadi pembobolan di kamar kontrakan seorang buruh pasar bernama Safrul (28). Korban yang tengah bekerja di pasar Induk Tanah Tinggi meninggalkan kontrakan dengan dompet, celengan berisi uang 500 ribu dan sebuah ponsel dengan keadaan pintu kontrakan terkunci.
Safrul sangat terkejut ketika salah seorang teman kerjanyanya memberitahu kontrakannya dibobol pencuri. “Saya langsung lemas,” ujarnya seperti dikutip Republika.co.id, Jumat (27/1).
Safrul menjelaskan kerugian yang diterima sekitar Rp 1,5 juta. Sebelumnya, kata dia, tetangga kontrakannya pun mendapat musibah yang sama. Di kamar temannya yang berbeda, Maling berhasil menggasak televisi LCD 21 inci dan uang tunai dalam celengan sebesar Rp 800 ribu.
“Teman-teman pasar (buruh yang bekerja di pasar) yang ngontrak sekitar sini juga banyak yang kemalingan, sekitar 10 kontrakan yang kemalingan minggu ini,” jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, Ketua RT 6 RW 1 Bahrudin membenarkan adanya situasi yang tidak wajar beberapa minggu terakhir. Situasi yang tidak aman, kata dia, terjadi karena seringnya pendatang baru yang tidak melapor ke RT ketika mengontrak di sekitar wilayah tersebut.
“Kadang ada yang enggak lapor, jadi enggak tahu siapa saja yang tinggal di sana (kontrakan),” katanya.
Bahrudin juga menjelaskan, kejadian yang berulang kali tersebut dikarenakan pihak yang merasa kehilangan tidak melapor adanya pencurian di tempat kontrakannya. Bahkan pemilik kontrakan cenderung berdiam saat mengetahui kotrakannya dibobol maling.
“Saya sering tanyakan kalau ada yang lapor, kita lanjut ke polisi atau tidak, kalau lanjut, saya akan antar (fasilitasi),” jelasnya.
Bahrudin mengaku heran terhadap beberapa kontrakan yang enggan melaporkan kasus pencurian tersebut. Sebagian dari yang lain, kata dia, akan melaporkan jika ada tindak pidana seperti itu. “Ada kontrakan yang sering melapor, itu aman-aman saja, tapi yang nggak lapor ya sering kejadian (kemalingan),” imbuhnya.
Lebih lanjut, Bahrudin juga mencurigai adanya orang-orang dalam yang sudah sering memantau situasi dan memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu untuk melancarkan aksinya. Hingga saat ini, belum ada satu pun dari korban pencurian yang melaporkan kasusnya ke pihak kepolisian setempat. [FR]