JURNALSECURITY.com| Jakarta–HUT Satuan Pengamanan ke-36 tahun 2016 menjadi momen penting bagi perempuan bernama Dewi Puspitasari ini, pasalnya ketika Apel Akbar HUT Satpam ia diberi kepercayaan untuk menjadi Pengucap Prinsip-prinsip Penuntun Satpam di depan Kapolri dan ribuan satpam di Lapangan Monas (14/1) lalu.
Dewi, panggilan akrabnya ini merasa senang karena dua kali mengikuti seleksi menjadi pengucap penuntun satpam, baru tahun ini berhasil lolos setelah menyisihkan sekitar 40 peserta yang daftar. “Tahun lalu saya gagal dan hanya diterima sebagai cadangan pengucap,” paparnya kepada JurnalSecurity.com, Rabu (8/2).
Grogi, begitulah awal ia melangkahkan kaki untuk tampil di depan Kapolri dan ribuan satpam di silang Monas. Namun berkat latihan yang tekun, Dewi berhasil mengendalikan diri dan mampu membacanya tanpa melihat teks.
“Puji syukur kepada Tuhan YME karena dari sekian security wanita yang ada di Indonesia, khususnya Jabodetabek, saya diberi kepercayaan untuk tampil di hadapan bapak Kapolri dalam rangka HUT satpam di Monas dan tetap semangat walaupun hujun turun saat bertugas,” ungkap perempuan kelahiran 19 Desember 1982.
Tampil di depan ribuan satpam sebenarnya bukanlah hal yang pertama bagi Dewi, karena pada akhir tahun 2016 ia juga diberi tugas untuk menjadi pengucap di acara konsolidasi security dan apel gabungan di Monas. “Semoga ke depan securty wanita dapat tampil lebih baik dari saya,” katanya.
Dewi aktif menjadi security wanita sejak tahun 2006. Pengalaman pertama menjadi secwan cukup membuatnya canggung, pasalnya ia tidak memilik basic skill ketangkasan melainkan hanya seorang sales promotion girl (SPG).
Saat menjadi SPG, rambut Dewi cukup panjang, sementara perusahaan yang merekrutnya menjadi secwan sedang membutuhkan cepat untuk mengisi pengamanan di salah satu mall yang ada di Kemang Jakarta. Akhirnya ia pun berpenampilan satpam namun dengan rambut panjang. “Terpaksa saya jalankan tugas dengan rambut masih panjang,” kisah istri Setiobudi Santoso ini.
Dewi mengakui sebenarnya cita-citanya ingin menjadi angkatan darat, namun karena beberapa sebab keinginan itu kandas di tengah jalan, akhirnya sebagai gantinya adalah bekerja menjadi seorang security.
Kini, ibu dari satu anak ini bekerja di PT. Jasa Swadaya Utama dengan area tugas di Menara Bank Mega. Sehari-hari ia bersama beberapa security menjaga keamanan gedung, mengawasi karyawan, calon nasabah dan nasabah bank.
Meski menjadi security, Dewi tetap bangga dengan profesinya ini, meski banyak yang memandang sebelah mata terhadap profesi ini. Dewi mengakui profesi ini tidak semudah yang orang bayangkan, karena harus menjaga keamanan di lingkungan kerja. “Teman-teman security tetap semangat, karena pekerjaan kita ini mulia,” tutup Dewi. [FR]