JURNALSECURITY | Jakarta — Aksi perampokan terjadi di salah satu minimarket yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jum’at (3/6/2022) sekitar pukul 13.12 Wib.
Para pelaku berhasil menggasak uang tunai di dalam meja kasir dan brankas mini market, setelah berhasil membuat dua pegawai mini market tak bernyali lantaran ditodong dengan suatu benda yang diduga merupakan senjata api. Selain itu, salah seorang pegawai juga diintimidasi oleh pelaku dengan cara disiram bensin ke sekujur tubuhnya.
Dilaporkan Pos Kota, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon mengatakan bahwa mini market memang menjadi tempat favorit pelaku perampokan.
Pasalnya, mini market dianggap sebagai lokasi yang terdapat uang dengan jumlah cukup, namun minim dalam segi keamanan dan risiko aksi.
“Minim dalam artian, mereka tidak memiliki satuan pengamanan (satpam) yang khusus bekerja dalam bidang keamanan lingkungan,” kata Kaprodi Kajian Ketahanan Nasional, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI itu, Jum’at (10/6/2022).
Josias berujar, karena hal tersebut lah minimarket menjadi tempat favorit bagi para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya ketimbang tempat lainnya, seperti super market, bank, atau yang lainnya.
“Memang, hasil yang didapatkan tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan tempat lain seperti bank, supermarket, atau sebagainya. Namun, risiko yang ditimbulkan juga lebih kecil apabila mereka melancarkan aksinya di mini market,” ujar dia.
Dalam hak ini, lanjut dia, mungkin pihak minimarket bisa saja menambah pekerja satpam yang dikhususkan dalam bidang keamanan.
“Mengapa si perampok ini harus menggunakan senjata api dalam menjalankan aksi di minimarket, menurut saya sebagai upaya untuk menggertak lebih saja. Karena kalau hanya ditodong menggunakan senjata tajam (sajam), bisa jadi prosesnya akan memakan waktu, atau malah bisa balik dilumpuhkan oleh para pegawai. Saya kira seperti itu,” pungkas Josias.