JURNALSECURITY| Yogjakarta–Roman bahagia terlihat dari raut wajah satpam bernama Teguh Tuparman (56), warga Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman. Anak pertamanya, Retnaningtyas Susanti (33) mendapat gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia mengikuti wisuda pascasarja UGM yang digelar hari ini di Grha Sabha Pramana (GSP). Ia di wisuda bersama 1.369 wisudawan lulusan pascasarjana yang terdiri 1.213 lulusan Magister, 88 Doktor, dan 68 Spesialis,
Tyas panggilan akrabnya itu adalah putri Teguh yang sehari-hari bekerja sebagai anggota satpam di UGM. Teguh tak tak menyangka putrinya bisa meraih gelar doktor. Apalagi ekonomi keluarganya tergolong menengah ke bawah.
“Saya bangga sekali dengan anak saya. Walaupun saya hanya satpam, cuma golongan kecil, tapi (anak saya) bisa lulus di UGM,” kata Teguh kepada wartawan disela prosesi wisuda periode III tahun akademik 2017/2018 di GSP UGM, Kamis (19/4/2018).
Teguh mengatakan, sejak awal memang Tyas sudah mengutarakan cita-citanya mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Berbekal semangatnya itu, Tyas lalu memutuskan kuliah di Jurusan Antropologi Budaya, FIB UGM tahun 2003.
“Karena minat anak yang besar ya orangtua harus mau korban, korban moril maupun material. Karena saya cuma golongan rendah ya gali lubang tutup lubang lah. Ya misalnya saya harus hutang sana untuk bayar semester, nanti kalau ada rezeki kita tutup,” ucapnya.
Meski memiliki keterbatasan biaya, namun akhirnya Tyas berhasil mendapatkan gelar sarjana tahun 2007. Sesuai lulus S1, Tyas sempat mengutarakan niatnya melanjutkan kuliah S2. Tetapi, Keinginannya tersebut sempat membuat bimbang orangtuanya.
“Lha saya terpikir, waduh, ‘ini kan adik-adikmu juga ingin sekolah, kamu biayanya bagaimana?’. Mbak Tyas bilang, ‘saya akan berusaha pak, untuk semester maupun bayarnya (biaya lainnya) saya juga akan berusaha untuk membantu’, begitu,” ungkap Teguh.
Berbagai upaya dilakukan Tyas untuk mewujudkan keinginannya. Dia sempat menjadi asisten peneliti di PSKK UGM tahun 2007-2009. Setelahnya, dia memutuskan kuliah S2 mengambil program studi pariwisata di Sekolah Pascasarjana UGM.
“Waktu kuliah S2 itu, dia (Tyas) sambil kerja di LSM atau apalah yang bisa menghasilkan (uang) untuk biaya semesteran itu. Akhirnya dia lulus (S2) di tahun 2011,” jelas pria yang sudah 33 tahun menjadi satpam di UGM tersebut.
Seusai lulus S2, Tyas berkesempatan mengajar di Universitas Andalas. Dalam prosesnya, Tyas mendapat beasiswa calon dosen dari Dikti untuk melanjutkan studi S3. Kemudian, pilihannya jatuh di Kajian Pariwisata UGM.
Retnanik (54) istri Teguh menambahkan, Tyas merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Sebagai anak pertama, Tyas dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah.
“Mbak Tyas anaknya semangat, tidak malu (anaknya satpam). Terus pokoknya punya niat sekolah setinggi-tingginya. Tapi karena kami kan orangtua tidak punya, cuma bisa doa semoga Mbak Tyas diberikan kelancaran,” sebutnya.
Sementara Tyas mengaku bangga bisa mendapatkan gelar doktor setelah menyelesaikan studinya di program studi kajian pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM. Dia berharap pencapaiannya tersebut dapat membahagiakan kedua orangtuanya.
“Saya bahagia, bangga bisa membahagiakan kedua orangtua saya. Kebetulan selama ini mulai S1 bapak saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk saya,” tandasnya. [FR]
Sumber: Detik.com