JURNAL SECURITY | Jakarta–Informasi seputar lowongan kerja banyak tersedia di internet. Namun, para jobseeker atau pencari kerja harus lebih teliti dan waspada terhadap lowongan kerja palsu yang semakin marak.
Managing Director JobStreet Indonesia Varun Mehta mengatakan, fenomena lowongan keja palsu ini terjadi karena banyak pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar dari perusahaan secara fiktif, tujuannya menjebak orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.
Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi inilah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu.
“Oleh karena itu para pencari kerja harus lebih berhati-hati saat menerima lowongan pekerjaan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Mengenal ciri-ciri lowongan kerja palsu
1. Pekerjaannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan
Lowongan kerja palsu kerap mengimingi calon korbannya dengan gaji yang besar untuk tanggung jawab pekerjaan yang ringan. Dengan menawarkan hal ini, para penipu menjebak para korban yang berharap bisa mendapatkan uang dengan pekerjaan yang mudah. Umumnya, para korban yang terjebak merupakan pencari kerja yang mencari pekerjaan paruh waktu atau belum memiliki pengalaman kerja yang mumpuni atau bahkan masih baru lulus sekolah. Untuk itu, jika lowongan kerja yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan lebih baik lupakan saja. Namun jika masih ragu lowongan kerja itu penipuan atau bukan, Anda bisa mengecek website perusahaan tersebut atau mencari tahu berapa kisaran gaji di pasaran dengan pekerjaan yang sama dengan yang ditawarkan.
2. Perekrut berkomunikasi secara eksklusif melalui media sosial
Bila cara merekrutnya melalui media sosial, Anda sebaiknya mulai menaruh curiga. Sebab, perekrut dari perusahaan resmi biasanya berkomunikasi melalui email, telepon, atau aplikasi lowongan kerja, di mana identitas mereka yang sebenarnya ditampilkan. Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.
3. Mengirimkan email mencurigakan
Berkomunikasi melalui email memang menjadi hal yang lumrah untuk urusan pekerjaan, begitu pun saat melamar pekerjaan. Namun perlu diingat, berkomunikasi melalui email tidak secara otomatis membuat perekrut menjadi sah. Bahkan, Anda bisa mengidentifikasi penipuan rekrutmen lowongan pekerjaan berdasarkan isi email. Apakah pesan tersebut berasal dari alamat email resmi perusahaan? Jika itu berasal dari alamat email pribadi atau yang tidak terkait dengan perusahaan yang diklaimnya mewakili, maka iklan pekerjaan itu bisa jadi penipuan.
4. Perekrut menanyakan informasi pribadi
Perusahaan biasanya hanya tertarik pada informasi dasar yang biasanya tertera di daftar riwayat hidup atau curriculum vitae, seperti pengalaman kerja, latar belakang, pendidikan, dan keahlian. Mereka tidak akan menanyakan informasi pribadi calon pekerjanya seperti detail informasi bank, nomor jaminan sosial, password email, dan sebagainya. Informasi seperti nomor rekening dan nomor jaminan sosial boleh diberikan jika perusahaan sudah mempekerjakan Anda. Orang-orang yang meminta lebih banyak informasi dari Anda daripada yang biasanya dibutuhkan oleh pemberi kerja mungkin mencari hal lain. Karena itu, waspadalah terhadap iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan yang membutuhkan detail pribadi yang tidak umum untuk bagikan ke orang lain.
5. Mendapatkan tawaran pekerjaan instan tanpa surat lamaran
Jika seseorang menghubungi Anda secara online dengan tawaran pekerjaan langsung, itu merupakan tanda bahaya yang serius. Tawaran pekerjaan akan datang setelah proses lamaran kerja yang lengkap, meliputi penyerahan resume dan surat lamaran, penyaringan kandidat yang tepat oleh pemberi kerja, dan wawancara kerja formal. Tawaran pekerjaan tidak dibagikan secara bebas dan acak kepada siapapun yang memiliki alamat email atau akun media sosial.
6. Perekrut meminta sejumlah uang
Penipu lowongan kerja palsu dapat mengambil jumlah uang yang banyak dari para pencari kerja. Mereka meyakinkan korban untuk mengeluarkan uang sebagai bagian dari pekerjaan, dengan janji mendapatkan jumlah yang lebih besar di kemudian hari. Perusahaan yang meminta uang ini adalah salah satu tanda bahaya terbesar saat melihat iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan. Jika Anda harus membayar untuk melamar pekerjaan, kemungkinan besar lowongan itu palsu.[]