JURNALSECURITY | Jakarta–Pria yang satu ini bernama lengkap Nikodemus. Dia berasal dari Papua Barat, dan lahir dari seorang anak petani. Namun meski begitu, semangatnya seolah tak pernah luntur. Ia terus berjuang untuk bersekolah hingga tamat SMA.
Semasa kelulusan, ia tak layaknya anak-anak lain yang dapat merasakan kelulusan bersama kawan seperjuangan. Niko – sapaan akrab Nikodemus, justru tengah berjuang keras untuk meneruskan harapannya menjadi seorang prajurit TNI Angkatan Laut (AL)
Meski saat itu Niko menginjak usia 18 tahun, ia tetap bersemangat mengikuti tes hingga ke luar kota.”Pas selesai ujian sekolah itu, saya langsung urus berkas saya untuk tes . Saya harus ke Papua lagi,” ujar Niko saat berbincang di kanal YouTube Indonesian National Police Academy.
Namun sayang nasib berkata lain, ia harus menelan kegagalan lantaran tersisih dari proses seleksi pendidikan sebagai prajurit TNI. Ia lantas sempat kebingungan hingga depresi saat hendak meneruskan hidup.
Tak berselang lama, ia berpikir untuk melanjutkan hidup dan bekerja mencari rupiah sembari tetap menunggu proses seleksi di tahun berikutnya. Kala itu, profesi yang dipilihnya adalah menjadi petugas satuan pengamanan (Satpam).
“Sambil nunggu tes tahun depan. Jadi pas itu saya dapat tawaran jadi security. Jadi waktu itu saya diajak juga kan, kerja 4 bulan jadi security,” tambahnya.
Dan keberuntungan seolah menemui Niko di pintu yang lain. Ia mendapatkan kesempatan langsung untuk mendaftar Akademi Kepolisian (Akpol). Hal itu diraihnya usai meraih peringkat satu di salah satu pendidikan satpam yang dipimpin oleh anggota Polri.
“Pas saya ranking satu di situ, saya ditanya sama Kasatlantas Polres Manokwari. Ditanyakan, umur kamu berapa saya jawab delapan belas. Pada ketawa semua,” ucapnya.
Lalu, lanjutnya, dirinya dikasih tahu ada penerimaan polisi agar segera mendaftar.” Terus saya ada motivasi juga, senior saya kan. Pas saya cari-cari itu ternyata lulusan Akpol begitu,” sambungnya.
Saat ini, jebolan Akpol angkatan 51 Batalyon Adnyana Yuddhaga asal Polda Papua Barat ini menikmati hasil jerih payahnya. Ia tetap mengabdi pada Ibu Pertiwi dengan kepala tegak dan penuh dedikasi.[lian]