JURNALSECURITY| Seminyak–Para security tempat usaha di wilayah Seminyak, Bali bersatu membentuk sebuah wadah koordinasi bernama Forum Keamanan Seminyak (FKS). Atas dasar Surat Keputusan Lurah Seminyak Nomor 2 Tahun 2019, para pengurus forum tersebut juga telah dikukuhkan Camat Kuta Nyoman Rudiarta yang ditandai penyematan pin, Kamis (3/10/2019).
Disampaikan Lurah Seminyak, Kadek Oka Parmadi, FKS sesungguhnya telah terbentuk pada 5 Desember 2018 silam, guna menyikapi maraknya masalah jambret, money changer nakal, dan bule stres. Maksudnya yakni sebagai wadah komunikasi dan koordinasi antar petugas keamanan. “Kelurahan Seminyak adalah daerah wisata, sehingga rasa aman dan nyaman itu sangat penting untuk dijaga,” sebutnya dilansir wartabalionline.com.
”Setelah coba dijalani selama kurang lebih satu tahun, ternyata itu berjalan baik. Kegiatan-kegiatan terlaksana secara berkelanjutan, seperti apel nyata di lapangan dan apel udara melalui radio komunikasi,” ucapnya mengenai PKS yang operasionalnya juga didukung oleh Ketua LPM Seminyak melalui penyediaan repeater.
Namun demikian, garis komunikasi dan koordinasi tersebut ditegaskannya bukan hanya sebatas antar security saja. Melainkan termasuk dengan Satlinmas, pengaman swakarsa desa adat, kepala lingkungan, lurah, LPM, serta Satpol PP, kepolisian, dan TNI.
Terpisah, Camat Kuta Nyoman Rudiarta mengaku sangat mengapresiasi terbentuknya FKS. Karena pada prinsipnya, keberlanjutan pariwisata harus dijaga secara bersama-sama. Baik itu oleh pemerintah, pengusaha, ataupun masyarakat secara umum. “Ini adalah sebuah gagasan, ide, atau inovasi positif yang layak dicontoh. Jadi saya harap semua security yang ada di wilayah Seminyak, bisa ikut bergabung dalam FKS ini,” ucapnya.
Ia berharap, pembentukan FKS juga dipandang sebagai pembangunan sebuah sistem. Utamanya sistem koordinasi berkaitan dengan penjagaan keamanan dan kenyamanan wilayah. Bahkan secara tidak langsung, itu juga berdampak positif terhadap proses pendataan usaha-usaha akomodasi wisata di wilayah Seminyak. “Karena saya sadari data-data yang kita miliki hingga saat ini masih kurang,” akunya.
Lebih lanjut, penyikapan terhadap peta potensi kerawanan wilayah, diharapan menjadi salah satu hal yang bisa diatensi oleh FKS. Termasuk mengkomunikasikan pengadaan CCTV pada titik-titik yang dirasa membutuhkan. “Setiap usaha saya harap juga memasang CCTV untuk memantau lingkungan sekitar. Kalau ada usaha yang tidak mau, ingatkan bahwa kita sama-sama punya kepentingan dan kewenangan,” tegasnya sembari meminta agar FKS juga siap untuk senantiasa mendukung program-program pemerintah.
“Saya juga harap agar para anggota FKS ini nantinya juga bisa dibekali buku saku. Yang isinya adalah tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, berkaitan dengan ketertiban umum. Bukan untuk menindak, tapi untuk sama-sama mengawasi dan mengkomunikasikannya kepada instansi terkait,” sambungnya.
Sementara selaku Ketua FKS, Ni Luh Nyoman Sukresni mengatakan, bahwa besarnya potensi kriminalitas akibat banyaknya wisatawan yang datang, merupakan salah satu latar belakang pembentukan FKS. Namun memang, kerap kali ada kejadian kriminal yang tidak bisa terselesaikan secara tuntas, karena korban enggan untuk melapor.
”Jadi terbentuknya FKS ini kami maksudkan paling tidak untuk memantapkan sistem keamanan, guna mengurangi resiko kejahatan,” tegasnya sembari menyampaikan rasa terimakasih atas binaan Babinsa dan Bhabinkamtibmas selama ini.
Namun diakui dia, hingga saat ini memang belum semua security ikut tergabung dalam FKS. Dari ratusan tempat usaha di wilayah Seminyak, baru puluhan di antaranya yang sudah aktif bersinergi dalam FKS. “Kini sudah ada 41 anggota yang aktif terdaftar. Yang lainnya, masih kita jajaki satu per satu. Kami harap semuanya bisa bergabung, sehingga sistem keamanan di Seminyak ini benar-benar bisa terintegrasi dan tidak ada lagi kekosongan-kekosongan di titik-titik tertentu,” ucapnya. [fr]
Sumber: wartabalionline.com