JURNALSECURITY | Jakarta — Pelecehan seksual terhadap perempuan oleh penumpang pria kerap terjadi di bus TransJakarta. Belum lama ini misalnya, kasus pelecehan terjadi di TransJakarta non-BRT Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini.
Korban pada saat itu sedang tidur terlelap di dalam bus. Namun tiba-tiba seorang pria rupanya melakukan pelecehan terhadap penumpang perempuan tersebut..
Menanggapi hal ini, anggota Komisi B DRPD DKI Jakarta fraksi PKB Hasbiallah Ilyas menyarankan agar tiap-tiap bus memiliki 2 petugas satpam
“Saya sudah berkali-kali saya usulkan bahwa TransJakarta itu harus ada 2 satpam paling nggak, kondekturnya itu satpam dan sopir, satpam itu 2, paling tidak di belakang dan di depan. Karena di Jakarta rawan benar soal beginian,” kata Hasbiallah kepada wartawan, Minggu (26/2/2023) sebagaimana dikutip Jurnal Security dari Tribun Jakarta.
Hasbiallah juga meminta agar penumpang TransJakarta dibatasi agar tidak berdesak-desakan. Sebab, kata dia, armada bus TransJakarta terus diperbanyak.
“Padat banget (ketika pulang kerja) dan volume penumpang juga tidak dibatasi, tidak ada bedanya Mayasari Bakti zaman dulu, atau PPD zaman dulu. Padahal sudah sangat mencukupi mobil angkutannya, selalu kita anggarkan kan,” jelasnya.
Padahal, lanjut dia, DKI Jakarta memiliki anggaran untuk gaji petugas keamanan TransJakarta. Karenanya tidak alasan untuk tidak menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Bagaimana kita bisa mengurangi kemacetan kalau TransJakarta ini tidak memaksimalkan memberikan kenyamanan kepada masyarakat,” ujarnya dengan heran.
Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta itu menyebut kriminalitas masih marak terjadi di Jakarta. Karena itu, menurutnya perlu penambahan petugas satpam.
“Kecuali negara tidak sudah seperti London, sudah seperti negara maju yang kesadaran masyarakatnya tinggi, kriminalnya juga tidak… hukumnya itu kuat, kita kan belum masih berani orang berbuat pelecehan karena kesadaran masyarakatnya masih rendah,” jelasnya.[lian]