JURNALSECURITY.COM | Perjalanan Solikhin: Lulusan SMA ke Deputy Security Wilmar Group. Kalau boleh jujur, menjadi satpam bukanlah cita-cita sejak kecil. Tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benak ini bahwa suatu hari akan berjibaku dalam dunia keamanan. Dulu, selepas lulus dari SMA jurusan IPA tahun 1996, tekad saya cuma satu: masuk AKABRI.
Pendaftaran saya lakukan di KODAM III Siliwangi dengan harapan besar. Tapi takdir berkata lain—gagal di tahap Pantukhir. Kegagalan itu sempat membuat langkah terhenti sejenak, namun hidup harus tetap berjalan.
Terjun ke Dunia Kerja: Langkah Awal Jadi Satpam
Tahun 1997, coba peruntungan dengan melamar ke PT. ADIS Balaraja Tangerang, sebuah pabrik sepatu Nike yang cukup besar waktu itu. Niatnya sih mau jadi karyawan produksi, tapi ternyata malah diterima sebagai anggota satuan pengamanan.
Siapa sangka, pekerjaan satpam yang awalnya sekadar perantara hidup, berubah jadi jalan hidup yang panjang.
Dari 1997 hingga 2004, menjalani tugas sebagai anggota Satpam di PT. ADIS. Di sana, banyak hal saya pelajari: disiplin, komunikasi dengan karyawan, dan tentu saja bagaimana menghadapi situasi darurat.
Karier Mulai Berkembang: Tantangan Baru di Dunia Keamanan
Tahun 2004, saya memutuskan untuk resign dan bergabung dengan PT. Bravo Humanika Perkasa (BHP). Penempatan pertama di Bank BII Jakarta Pusat. Lingkungan kerja berubah, dari pabrik ke dunia perbankan, dengan standar keamanan yang jauh lebih tinggi.
Hanya berselang setahun, tahun 2005, kesempatan kerja di luar Pulau Jawa terbuka. Bergabung dengan PT. CSI, saya ditempatkan di PT. KTI Bali. Selain pengalaman kerja, ini jadi pengalaman hidup juga—beradaptasi dengan budaya dan ritme kerja yang berbeda di Bali.
Jabatan Mulai Meningkat: Dari Komandan Regu ke Koordinator Wilayah
Tahun 2007 jadi titik penting dalam karier. Diterima di PT. Putratama Bhakti Satria (Protecom) dan diberi kepercayaan sebagai Komandan Regu. Penempatan berpindah-pindah, dari PT. Indocement Citeureup Bogor, PT. Lorena Transport Surabaya, PT. Bogasari Surabaya, hingga Puskodal Jakarta.
Setiap tempat punya tantangannya sendiri, dan di situlah mental serta kepemimpinan diuji. Tugas saya tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga mengatur personil, membuat laporan, dan mengelola konflik.
Tahun 2010, saya naik level lagi. Bergabung dengan PT. Wiratama Bhakti Manunggal sebagai Koordinator Wilayah. Tangannya mulai mengatur area Jakarta Timur, Bekasi, dan sebagian Bogor—sekitar 15 area kerja dan banyak personil yang harus dimonitor.