JURNALSECURITY.COM | Lari 140 KM, Ayah Tuntaskan Nazar demi Anaknya Jadi TNI. Sebuah kisah pengorbanan seorang ayah bernama Andreas Apriyadi mengingatkan kita bahwa cinta sejati tak mengenal batas, bahkan batas fisik sekalipun.
Pria berusia 48 tahun ini, bekerja sebagai satpam di PT Sido Muncul, mengambil keputusan luar biasa: berlari sejauh 140 kilometer dari Bergas, Kabupaten Semarang, menuju rumahnya di Jepara, hanya untuk menunaikan nazarnya.
Langkah ini bukan sekadar bentuk kegembiraan, tetapi juga sebuah perwujudan syukur mendalam atas keberhasilan anaknya diterima menjadi anggota TNI. Dalam dunia yang penuh dengan janji manis namun kosong, aksi Andreas adalah simbol nyata dari komitmen, cinta, dan pengorbanan seorang ayah.
Misi Nazar: Lari Demi Syukur dan Kebanggaan
Andreas memulai perjalanannya dari tempat kos dekat PT Sido Muncul pada Jumat (30/5/2025) pukul 15.00 WIB. Dengan perlengkapan sederhana — kaus, celana pendek, dan tas punggung berisi makanan ringan serta minuman — ia melangkah dengan tekad baja. Lelah, panas, dan beratnya langkah tak menghalangi semangatnya yang terus menyala.
Pada Minggu (1/6/2025) pukul 09.40 WIB, ia akhirnya sampai di depan SPBU Wedelan, Kecamatan Bangsri, Jepara. Tubuhnya memang terlihat lelah, namun sorot matanya memancarkan kebahagiaan dan kemenangan.
“Sebentar lagi sampai rumah,” katanya menyemangati diri, meskipun kakinya sudah berat.
Perjalanan ini bukan semata-mata tentang fisik, tetapi tentang cinta dan tekad seorang ayah yang ingin membayar janji kepada Tuhan dan dirinya sendiri.
Ketatnya Seleksi TNI dan Arti Nazar Andreas
Anak Andreas berhasil melewati seleksi TNI yang dikenal sangat kompetitif. Ratusan ribu pemuda dari seluruh Indonesia berebut posisi terbatas. Untuk bisa lolos, seorang calon prajurit harus menunjukkan performa unggul dalam tes fisik, akademik, psikologi, dan kesehatan.
Dengan peluang kelulusan di bawah 10%, kesuksesan anak Andreas adalah prestasi luar biasa yang layak disyukuri. Oleh karena itu, ketika sang anak dinyatakan lolos, Andreas tidak ragu untuk menunaikan nazar lari pulang sejauh 140 km.
“Saya sadar itu. Karena ya saya berjanji jika anak saya berhasil menembus seleksi ketat TNI, saya akan berlari pulang ke rumah di Jepara,” ujarnya.
Cinta Seorang Ayah yang Melampaui Batas Fisik
Ketika banyak orang mungkin memilih cara sederhana untuk merayakan kebahagiaan, Andreas memilih yang ekstrem dan penuh makna. Ia rela mengorbankan kenyamanan, waktu, dan tenaga untuk menunjukkan bahwa cinta sejati menuntut aksi nyata.