JURNALSECURITY | Surabaya--Manusia hanya bisa berencana dan berusaha, tapi Tuhan yang punya kehendak. Begitulah yang dialami oleh M. Rofik Cahyanto dalam menjalani kehidupannya di dunia satpam. Pilihan menjadi satpam ini, setelah dirinya gagal menjadi anggota TNI atau Polri.
Rofik awalnya bercita-cita ingin menjadi anggota TNI atau Polri, namun keduanya tidak bisa ia tembus setelah menjalani berbagai tes. “Karena belum rejeki, saya mencoba profesi satpam agar tetap bisa menjadi tangan kanan Polri, dan selalu bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada masarakat, walau dalam ruang lingkup terbatas,” ungkapnya kepada Jurnal Security, Selasa (23/6/2020).
Tepat pada Minggu 10 Oktober 2010 atau sepuluh tahun silam, Rofiq menggeluti profesi satpam melalui jasa pengamanan PT. Asta Krida Rumentang (PT.AKR) di Surabaya. Sebelumnya, Rofik ternyata pernah aktif di dunia modelling untuk peragaan busana selama hampir tiga tahun. “ Ya dulu pernah di agency modelling sebelum menjadi satpam,” kenangnya.
Melalui profesi satpam yang ia jalani ini, Rofik telah melalui berbagai macam pendidikan mulai Gada Pratama hingga Gada Madya. Kini, perusahaan tempat ia bekerja mengamanahkan dirinya sebagai Chief Security di Apartement Anderson-Benson Tower Pakuwon Mall Blok III Surabaya.
“Saya bersyukur, dari profesi satpam ini, saya bisa menerapkan gaya hidup disiplin, dan bertanggung jawab dalam segala hal. Yang terpenting juga adalah saya bisa menghidupi keluarga saya dari profesi satpam ini,” tuturnya.
Menurut Rofik, profesi satpam adalah profesi yang mulia. Bahkan ia merasa bangga menjadi anggota satpam, karena dalam kondisi apa pun, kita harus tetap bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada custumer.
Untuk memberikan hubungan yang baik dengan para anggota, Rofik selalu persuasif kepada anggota yang sedang berjaga, mendengarkan keluh kesah anggota selama bertugas. “Agar kita bisa menempatkan diri dan lebih mudah mengarahkan anggota saat bertugas,” jelasnya.
Pengalaman paling mengesankan saat menjadi satpam adalah saat ia berdinas di Divisi PAMTUP (Pengamanan Tertutup) di salah satu mall di Surabaya. “Saat bertugas kami menggunakan seragam bebas atau casual. Disitu adrenalin kami terus diuji, karena di PAMTUP kami menjakankan dua tugas sekaligus yaitu sebagai Reserse plus intel. Banyak pengalaman baru yang tidak semua anggota satpam dapatkan di devisi ini,” kisahnya.
Bagi Rofik, profesi satpam menuntut setiap anggota bertemu dengan orang-orang baru, baik itu tamu, customer, dan lain sebagainya. Dari sini, ia banyak belajar memahami dan mempelajari watak dan karakter masing-masing orang. “Dari situ saya bisa belajar menempatkan diri untuk menghargai dan dihargai,” jelasnya.
Rofik berharap untuk para satpam yang dari outsourcing bisa dipertimbangakan kembali dari segi kesejahteraannya. Karena banyak di luar sana, ada BUJP yang tidak menyediakan tempat lain, jika ada salah satu site project yang putus kontrak. Akhirnya karyawan atau satpamnya dirumahkan.
“Anak buahku adalah nyawaku, bukan peliharaan atau mainanku.” Demikian tutup Rofik dengan kalimat bijak. [fr/her]