JURNALSECURITY | Purworejo — Pihak RS Panti Waluyo dan Kades Kebon Gunung, Kecamatan Loano, Fatah Kusumo Handogo atau Atah, akhirnya menempuh jalur mediasi.
Hal itu dilakukan pasca viralnya pemberitaan Atah yang mengeluhkan atas kasarnya sikap salah satu oknum satpam RS Panti Waluyo Purworejo, Selvianto Zalukhu (SZ).
Mediasi dilaksanakan di Rumah Makan Satu Satu, Purworejo, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/2/2023).
Kabag SDM dan Umum RS Panti Waluyo, Yosie menjelaskan bahwa setelah adanya pemberitaan mengenai keluhan tersebut, langkah pertama yang dilakukannya adalah melakukan pembenahan. Salah satunya mengubah SOP jam besuk.
“Jika urgent atau dari luar kota dan datang melebihi batas jam besuk, satpam akan melakukan konfirmasi. Kami akan memberikan waktu untuk berkunjung 15 menit,” jelas Yosie sebagaimana dikutip Jurnal Security dari Gatra.com.
Lebih lanjut, pihak RS Panti Waluyo mengklaim setiap tahun selalu memberikan pelatihan mengenai layanan prima atau service excelent kepada satpam yang bertugas agar mereka memahami poin apa saja yang harus dipatuhi.
“Kami ini menjual pelayanan, jadi hal penting adalah merefresh mengenai pelayanan service excelent,” ujarnya.
Sementara, lanjutnya, mengenai sanksi bagi satpam yang dikomplain, ia akan mengomunikasikan dengan pihak manajemen terlebih dahulu.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kades yang telah merekomendasikan RS Panti Waluyo sebagai tempat berobat warganya.
“Ke depan, kami berusaha dan sudah melakukan pelayanan yang ramah. Kami ucapkan terima kasih, selanjutnya, kami tentu tidak mau ada konflik-konflik lainnya,” harap Yosie.
Selvianto Zalukhu (22) menyebutkan bahwa, saran-saran dari para Kades akan dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Ia juga menyebut tidak ada kontak fisik antara dirinya dan Atah, hanya sama-sama berbicara dengan nada tinggi.
“Permasalahan ini sudah selesai, semua hanya miss komunikasi,” kata Zalukhu.
Kades Kebon Gunung, Atah, mengapresiasi itikad baik dari pihak RS Panti Waluyo dan Selvianto Zalukhu yang memiliki inisiatif menemuinya.
“Selayaknya sesama manusia saling saling memaafkan. Intinya pun juga dari awal biar ada perubahan pelayanan yang lebih baik lagi,” ungkap Atah.
Dalam kesempatan mediasi itu, Atah juga telah menyampaikan kritik dan saran dari Kades-kades lain yang pernah mengalami kejadian serupa dengannya.
Adapun salah satu masukannya adalah jika ada hal-hal urgent pembesuk maka diberikan izin oleh pihak rumah sakit.
“Hal ini tentunya bisa menjadikan RS tersebut semakin baik. Juga kesantunan dan kesigapan satpam-satpam yang bertugas, hilangkan kesan sangar dan garang,” pungkasnya.[lian]