JURNALSECURITY.com| Batam—Siapa sangka, melalui kelembutannya, perempuan ini mampu menggagalkan pencurian di tempatnya bekerja. Tak tanggung-tanggung, lebih dari 30 kali sejak akhir tahun 2012 ia berhasil menangkap pencuri. Dialah security wanita (Secwan) PT Putra Tidar Perkasa (PTP) bernama Salfarida Panjaitan. Tak heran, jika Satpam Salfa ini dijuluki spesialis menangkap maling.
Profesi Secwan atau satpam sebenarnya bukan pilihan utama dalam berkarir. Awalnya, ia berhasrat untuk menjadi polisi wanita (polwan) namun apa daya impian itu kandas dan berubah menjadi secwan. Bagi Salfa, antara secwan dan polwan ada kemiripan, yaitu sama-sama menjaga keamanan.
“Awalnya saya sedikit minder dengan profesi satpam, sebab seringkali profesi ini dianggap rendahan karena mereka anggap satpam adalah pekerjaan orang malas,” kisah pemilik lesung pipi ini kepada JurnalSecurity.com, Jumat (20/1/2017).
Persepsi miring terkait satpam ia buang jauh-jauh dari dalam diri Salfa. Ia optimis apapun pekerjaan yang ia jalani asal halal itu jauh lebih baik daripada pekerjaan bergengsi tapi tidak halal. “Di profesi ini, terutama di PTP saya menemukan keluarga baru,” papar perempuan kelahiran Medan, 4 September 1982 ini.
Salfa bersama beberapa satpam sehari-hari menjaga keamanan di wilayah Batam Center, utamanya di PT Rapala yang ada di bilangan Muka Kuning. Kejelian dalam pengawasan aset perusahaan menjadi prioritas utama dan harus maksimal pengawasannya.
Sejak Salfa menjadi satpam di akhir 2012, naluri Salfa dalam membaca situasi di lingkungan kerjanya cukup teruji. Buktinya, setiap tahun, ia mampu menangkap maling minimal 7 kali, bahkan ada yang sampai 9 kali menangkap maling , tepatnya tahun 2014.
Menurut catatan yang dipaparkan perempuan bertinggi 165 cm ini, tahun 2013 sebanyak 7 kali, 2014 sebanyak 9 kali, 2015 sebanyak 7 kali dan 2016 sebanyak 7 kali menangkap maling.
Salfa mengakui dari 30 kali menangkap maling ini, ia terkesan dengan pertama kali menangkap perempuan yang mencoba mencuri barang dengan menyimpannya di dalam baju switernya. Bukannya ia mengintrograsi maling, justru ia mendapatkan celaan dan cacian dari maling tersebut.
“Pertama kali nangkep maling, bukannya saya yang marahin dia, malah malingnya teriakin saya dengan bahasa memaki, menyumpahi, melempar, membentak saya, tapi saya sih gak takut, saya hanya kasian saja melihatnya, jadi sepertinya gak waras dia,” kenangnya. Selanjutnya, menangkap maling jadi ‘hobi’ Salfa selama bekerja.
Meskipun pekerjaannya penuh dengan resiko, namun Salfa tidak merasa takut, ia menganggap sudah menjadi resiko sebagai seorang satpam. Justru ia menikmati profesi satpam ini.
“Apalagi ketika mengintrogasi maling di dalam pos, yang ingin nyogok pakai ini, pakai itu, supaya tidak dilaporkan ke pihak manajemen,” kata secwan yang telah mengikuti Gada Pratama ini.
Salfa mengakui, kebanyakan maling yang berhasil ia tangkap adalah dari kalangan perempuan. Ternyata perempuan lebih nekad di banding laki-laki mengutil barang-barang di pertokoan.
Dalam menjalankan tugasnya, Salfa selalau berpedoman pada sikap selalu sigap dalam bertugas, baik dari pengganggu dari dalam perusahaan, maupun dari luar perusahaan, “Satu lagi, kuatkan nyali saat bertugas,” ungkapnya sambil tersenyum.
Atas dedikasinya dalam menjalankan tugasnya di lapangan, tak heran jika perusahaan tempat dia bekerja memberikan penganugerahan kepada Salfa atas kinerjanya selama ini. Baginya, ini merupakan perhatian perusahaan kepada para satpam.
“Semua rekan-rekan, lakukan pekerjaan dengan ikhlas untuk kelurga, tepis semua pendapat jelek tentang pekerjaan satpam, dengan bukti, disiplin, rajin dan memegang teguh kepercayaan,” demikian Salfa mengajak seluruh keluarga besar satpam. [FR]