JURNALSECURITY.com| Cigombong–Malam itu pukul 23.00, hari Jumat suasana nampak sepi di sekitar stasiun kereta api Cigombong Bogor. Suasana sepi ini nampaknya menjadi kesempata bagi pencuri untuk menjalankan aksinya mengambil besi bantalan rel kereta api.
Saat itulah, seorang satuan pengamanan (Satpam) yang sedang patroli memergoki enam pencuri yang sedang menjalankan aksinya. Dialah Rudi Sumardi, Satpam PT Heksa Garda Tama yang sedang patroli curiga dengan aktivitas mereka, lalu Rudi menanyakan kelengkapan berkas pengambilan bantalan besi.
Sang pencuri nampaknya merasakan aksinya bakal diganggu Satpam patroli. Karena tidak bisa menunjukkan dokumen resmi, akhirnya Rudi berinisiatif melapor ke kepolisian sekitar, namun belum sempat ia melapor, pencuri berusaha memukul Rudi, namun tidak mengenai sasaran.
Rudi yang sudah terlatih menggunakan tongkat sebagai senjata, balik memukul pencuri dan mengenai sasaran. Karena satu pencuri merasa terpukul, enam kawanan pencuri yang juga sedang beraksi di sekitarnya mengeroyok Rudi.
Rudi merasa tidak imbang jika melawan keenam pencuri ini sendirian, akhirnya Rudi berteriak hingga penduduk sekitar membantu menolongnya. Rudi selamat, pencuri kocar kacir melarikan diri.
“Setelah itu saya membuat kronologi di Polsek Cijeruk atas kejadian yang saya alami,” kisahnya kepada JurnalSecurity.com.
Demikianlah sepenggal kisah Satpam Rudi yang berhasil menggagalkan pencurian bantalan besi rel kereta api. Atas kerja kerasnya inilah, tak heran jika Kapolda Jawa Barat dalam acara upacara HUT Satpam ke-36 memberikan penghargaan kepada Rudi Sumardi.
Bagi Rudi, penghargaan ini sebagai kepedulian kepolisian terhadap profesi security. “Alhamdulilah, saya sangat senang sekali karena jerih payah selama ini mendapat penghargan dari Kapolda,” ujar lelaki kelahiran Jakarta 20 Mei 1975.
Rudi menganggap kejadian itu sebagai resiko dalam menjalankan tugas. Meski demikian, Rudi bangga bekerja sebagai Satpam, sebab profesi ini bisa bermanfaat bagi orang lain terutama dalam menjaga keselamatan diri.
“Saat ini, saya pegang empat stasiun, Parung Kuda, Cicurug, Cigombong dan Maseng. Standy di Cigombong,” ujarnya.
Bekerja profesional ia selalu tanamkan dalam dirinya. Bekerja sebagai satpam harus mengedepankan kejujuran, sebab dengan kejujuran akan berbuah keberhasilan. Selain itu, bekerja tanpa harus diperintah, dan disiplin tanpa harus diawasi. [FR]