JURNALSECURITY | Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menerbitkan hasil monitoring berbagai aspek dan parameter keamanan siber nasional yang berjudul “Laporan Hasil Monitoring Keamanan Siber Tahun 2020” dalam kegiatan “Webinar Publikasi Hasil Monitoring Keamanan Siber Tahun 2020”, yang digelar di Kantor BSSN Ragunan, Jakarta Selatan pada Senin (1/3)
Laporan ini merupakan rangkuman hasil monitoring Pusopskamsinas BSSN terhadap ancaman dan serangan siber yang terjadi di Indonesia selama periode tahun 2020 serta memuat informasi dan kondisi ruang siber di Indonesia. Mulai dari data serangan siber di Indonesia, negara sumber dan sasaran serangan siber serta insiden global yang berpotensi mengancam kedaulatan nasional.
Plt Kepala Pusopskamsinas BSSN, Adi Nugroho menyatakan bahwa pada tahun 2020, pihaknya mendeteksi 495.337.202 serangan siber terjadi di Indonesia. Serangan terbanyak berupa malware trojan yang dapat merusak suatu sistem ataupun mencuri data.
Pusopskamsinas sendiri merupakan salah satu unit kerja di BSSN yang memiliki tugas pokok melakukan monitoring keamanan siber nasional. Monitoring keamanan siber yang dilakukan oleh Pusopskamsinas BSSN terdiri dari pemasangan sistem monitoring keamanan siber, pengawasan anomali trafik, penerimaan aduan keamanan siber, dan penerimaan pemantauan komunitas CSIRT.
“Sebagai instansi yang bergerak di bidang keamanan siber, BSSN selalu berupaya secara maksimal untuk melindungi ruang siber di Indonesia,” ujar Adi sebagaimana dinukil dari situs Akurat.co, Selasa (2/3/2021).
Adi berharap informasi pada laporan tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat umum, pelajar/mahasiswa, peneliti, dan praktisi bidang teknologi informasi.[lian]