JURNALSECURITY | Jakarta – WhatsApp menjadi salah satu aplikasi perpesanan yang banyak digunakan untuk komunikasi. Selain untuk mengirim pesan ke sesama pengguna, WhatsApp juga memiliki fitur grup, hingga video call grup.
Namun meski memiliki fitur enkripsi end-to-end yang mampu mengamankan pesan teks, gambar, suara maupun video di mana hanya penerima saja yang bisa mengakses pesan tersebut, WhatsApp masih memiliki ancaman keamanan yang tidak disadari penggunanya.
Lantas, apa saja kelima risiko ancaman keamanan WhatsApp tersebut? Untuk mengetahuinya simak penjelasan berikut ini sebagaimana Jurnal Security kutip dari Okezone.com
- Malware bagi Pengguna WhatsApp Web
Selain tersedia dalam bentuk aplikasi, WhatsApp juga ada dalam bentuk desktop dan website. Namun, perlu diwaspadai bagi pengguna WhatsApp Web, penjahat dunia maya lebih mengincar mereka. Apalagi diketahui keamanannya tidak seketat WhatsApp aplikasi di iOS maupun Android.
Penjahat, peretas, dan penipu kerap memanfaatkan celah ini. Banyak yang menyebarkan perangkat lunak berbahaya sebagai aplikasi desktop WhatsApp. Jika pengguna terkecoh lalu mengunduh dan menginstalnya dapat menyebarkan malware sehingga membahayakan komputer.
Tidak hanya itu, ada pula pendekatan dengan membuat situs web phishing untuk mengelabui pengguna agar menyerahkan informasi pribadi. Oleh sebab itu, alangkah baiknya menggunakan aplikasi WhatsApp resmi yang telah disediakan untuk perangkat macOS dan Windows untuk menghindari penipuan WhatsApp.
- Cadangan yang Tak Terenkripsi
Pesan yang dikirim di WhatsApp umumnya dienkripsi end to end. Ini berarti hanya perangkat pengirim, dan perangkat penerima yang dapat mengetahui isi pesan.
Fitur ini mencegah pesan dicegat selama transmisi, bahkan oleh Meta itu sendiri. Namun, ini tidak mengamankan pesan setelah dienkripsi di perangkat.
Oleh sebab itu, WhatsApp memungkinkan pengguna untuk mencadangkan pesan dan media di Android dan iOS. Sebab, fitur ini memungkinkan pengguna memulihkan pesan WhatsApp yang terhapus secara tidak sengaja .
Ada cadangan lokal di perangkat selain cadangan berbasis cloud atau Google Drive. Pencadangan tersebut berisi pesan yang dienkripsi dari perangkat.
Hanya saja, file cadangan yang disimpan di iCloud atau Google Drive belum tentu dienkripsi. Sebab, file ini berisi versi terenkripsi dari semua pesan, secara teoritis file ini rentan dan merusak enkripsi end to end WhatsApp.
Oleh sebab itu, agar menghindari peretasan meski bukan skala besar, WhatsApp memperbarui layanannya untuk menyertakan cadangan obrolan terenkripsi end to end. Caranya, Buka Pengaturan > Obrolan > Cadangan Obrolan > Cadangan Terenkripsi end to end dan pilih Nyalakan untuk mengamankan cadangan WhatsApp.
- Status WhatsApp
Status WhatsApp menjadi fitur yang berisikan sebaris teks singkat yang kini berubah menjadi Status WhatsApp ketika Instagram Stories yang populer.
Bagi sebagian orang, WhatsApp adalah layanan aplikasi pesan yang digunakan untuk berkomunikasi secara intim dengan teman dan keluarga. Sehingga tak sedikit pengguna berasumsi bahwa berbagi Status di WhatsApp juga bersifat pribadi.
Untuk mengontrol siapa pun di kontak WhatsApp yang dapat melihat Status cukup mudah. Caranya, navigasikan ke Pengaturan > Akun > Privasi > Status , dan ada tiga pilihan privasi untuk pembaruan Status Anda:
- Kontak saya
- Kontak saya kecuali…
- Hanya berbagi dengan…
- Kata Spesifik
Spam kerap kali menggunakan taktik umum yang sama untuk mencoba dan menipu pengguna WhatsApp. Menurut literatur WhatsApp, diketahui terdapat lima jenis kata-kata umum dalam pesan yang perlu diwaspadai:
- Adanya salah ejaan atau kesalahan tata bahasa.
- Meminta pengguna untuk mengetuk tautan atau mengaktifkan fitur baru melalui tautan.
- Meminta pengguna untuk memberikan informasi pribadi, seperti nomor kartu kredit atau rekening bank, tanggal lahir, kata sandi.
- Meminta pengguna untuk meneruskan pesan.
- Mengklaim bahwa pengguna harus membayar untuk menggunakan WhatsApp.
Jika pengguna menerima pesan yang cocok dengan salah satu kriteria, maka perlu segera menghapusnya.
- Sebaran Hoaks
Hoaks atau berita palsu dalam beberapa tahun terakhir masih saja bertebaran di platform satu ini. Meta, khususnya, telah dikecam sebab perannya dalam menyebarkan informasi yang salah selama kampanye Presiden AS 2020.
Dari beberapa kasus besar yang ada di Indonesia maupun luar negeri, Meta telah menerapkan beberapa perubahan. WhatsApp membatasi terusan (forward) pesan hingga lima orang atau grup dari batas sebelumnya 250. Selain itu, juga menghapus tombol pintas penerusan di sejumlah wilayah.[lian]