JURNAL SECURITY | Yogyakarta–Siswa kelas XII SMA Sains Wahid Hasyim Yogyakarta, Naufal Badi Alam berhasil mendapatkan lima surat penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA) dari perguruan tinggi luar negeri.
Naufal mengatakan, keberhasilannya mendapatkan lima LoA dari kampus di luar negeri tidak lepas dari usahanya untuk terus berprestasi di bidang riset dan inovasi.
Menurut Naufal, ia memiliki ambisi yang sangat kuat untuk meraih prestasi di berbagai kompetisi riset dan inovasi. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk membuat riset di bidang sosial.
“Alasan saya memilih bidang tersebut karena di bidang tersebut melatih kita untuk tidak hanya sekedar pintar. Tetapi juga melatih kita untuk memiliki jiwa kepekaan yang sangat tinggi dan memiliki keinginan besar untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat yang ada. Terutama saya sendiri memfokuskan riset saya di bidang sosial,” kata Naufal dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Minggu (5/5/2024).
Mendaftar Beasiswa Indonesia Maju
Melalui risetnya yang berjudul “Analisis Kinerja Manajemen Marketing Produk UMKM Dengan Pengaplikasian Big Data Menggunakan Metode Klastering K-MEANS di Kabupaten Sleman” Naufal bersama rekannya mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) pada tahun 2022. Namun sayangnya gagal pada babak semifinal.
Meski demikian, kegagalan itu tidak menurunkan semangat Naufal untuk bisa sukses dalam penelitiannya. Naufal tetap mengikuti berbagai kompetisi inovasi internasional dengan melanjutkan dan menyempurnakan proyek yang telah ia buat.
“Penting untuk selalu melakukan evaluasi dan pengembangan baru terhadap projek tersebut, yang mana hasilnya kami melahirkan sebuah projek inovasi baru yaitu ‘MEGS: MSMEs and Big Companies Digital Application For Partnership’,” ujarnya.
Naufal menjelaskan, inovasi dalam proyek terbarunya memfokuskan kepada cara memudahkan kemitraan untuk UMKM dan usaha besar. Sehingga menghasilkan proses kemitraan efisien dan efektif serta dapat menekankan biaya, meningkatkan keuntungan dan rekimendasi mitra usaha yang baik dari kedua belah pihak.
“Alhamdulillah satu kegagalan seribu keberuntungan. Dengan proyek ini saya mendapatkan empat medali internasional,” ungkap Naufal. Empat medali internasional itu antara lain medali emas Indonesia Applied Science Project Olympiad dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, medali perak World Youth Invention and Innovation Award dari Universitas Sarjanawiyata dan Universitas IPB. Kemudian medali perunggu International Greenwhich Olympiad dari North London Grammar School, dan medali perunggu Asean Innovative Science, Environmental and Entrepreneur Fair dari Universitas Diponegoro.
Selain itu, Naufal juga mendapat penghargaan nasional berupa medali emas National Applied Science Project Olympiad dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan penghargaan spesial dari Yayasan Prestasi Pendidikan Indonesia.
Ayah berprofesi sebagai satpam
Setelah memiliki segudang prestasi nasional dan internasional, Naufal berencana untuk kuliah di luar negeri yang sudah ia cita-citakan sejak kecil. Naufal yang merupakan anak dari seorang satpam dan ibu rumah tanggal ini kemudian mendaftar dan beehasil menjadi salah satu penerima Beasiswa Indonesia Maju Persiapan pada kelas XI.
Beasiswa ini diberikan pada siswa SMA kelas XI untuk mendapat pembelakan persiapan kuliah ke luar negeri dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Karena persiapan melalui BIM, Naufal akhisnya bisa berhasil mendapat lima LoA dan saat ini sedang dalam proses seleksi beasiswa bergelar untuk bisa mendapatkan keuntungan gratis biaya kuliah dan mendapat biaya hidup. “Mimpi saya menjadi nyata untuk mendapatkan kesempatan belajar dan pergi ke luar negeri,” jelas Naufal. []