JURNALSECURITY.com| Jakarta–Pakar keamanan cyber Pratama Persadha menuturkan, bahwa di tahun 2017 isu keamanan cyber akan semakin mendapat tempat. Oleh karena itu semua pihak sebaiknya belajar dari pengalaman sepanjang tahun 2016.
“Serangan DdoS, Ransomware, email phising masih akan menjadi masalah terbesar masyarakat dunia di wilayah cyber. Ditambah dengan poor patch management yang memungkinkan lubang keamanan terbuka karena kelalaian manajerial. Ini semua bisa dikurangi dengan peningkatan keamanan cyber secara kultural sekaligus didorong oleh pemerintah,” jelasnya dikutip suaramerdeka.com.
Selain isu keamanan, kata mantan pejabat Lembaga Sandi Negara ini, di pertengahan sampai pada akhir 2016 isu tentang aplikasi dan layanan internet asing di tanah air juga jadi sorotan. Ini terkait keberadaan raksasa teknologi seperti Google dan Facebook yang belum jelas bentuk dan pembayaran pajaknya di Indonesia.
“Sebaiknya pemerintah mendorong betul berkembangnya industri aplikasi dan layanan internet buatan dalam negeri. Ini untuk mendorong masyarakat sedikit demi sedikit terlepas dari ketergantungan pada raksasa teknologi asing seperti Google dan Facebook,” kata Chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.